Bootcamp Data Analyst, Ternyata Edukasi NON Formal Perlu
Di era digital ini, profesi Data Analyst semakin diminati. Banyak orang yang tertarik untuk terjun ke dunia data, namun sering kali bingung memilih antara mengikuti bootcamp atau mengejar gelar sarjana. Mana yang lebih baik? Apakah perlu menghabiskan bertahun-tahun di bangku kuliah, atau cukup mengikuti bootcamp yang intensif dan singkat? Yuk, kita bahas perbedaan antara kedua pilihan ini dan cari tahu mana yang cocok buat kamu!
Bootcamp Data Analyst biasanya lebih praktis dan fokus pada keterampilan teknis yang langsung bisa diaplikasikan. Di sisi lain, gelar sarjana menawarkan pengetahuan yang lebih mendalam dan komprehensif, mencakup berbagai teori dan konsep yang mungkin tidak diajarkan di bootcamp. Jadi, mana yang harus kamu pilih? Itu semua tergantung pada tujuan karirmu dan seberapa cepat kamu ingin masuk ke industri ini.
1. Durasi dan Komitmen Waktu
Jika kamu ingin cepat masuk ke dunia kerja, bootcamp bisa jadi pilihan yang tepat. Bootcamp biasanya berlangsung antara 3 hingga 6 bulan, dengan kurikulum yang padat dan langsung ke inti materi. Sebaliknya, gelar sarjana membutuhkan waktu 3-4 tahun, yang memungkinkan kamu mempelajari data science secara mendalam. Jadi, jika kamu punya waktu terbatas dan ingin segera bekerja, bootcamp mungkin lebih cocok.
Baca juga : Bootcamp Data Analyst with SQL and Python
2. Biaya yang Dikeluarkan
Bootcamp umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya kuliah untuk gelar sarjana. Selain itu, bootcamp sering menawarkan skema pembayaran fleksibel, seperti membayar setelah mendapatkan pekerjaan. Gelar sarjana, meskipun lebih mahal, memberikan nilai tambah berupa pengalaman akademis yang lebih kaya dan akses ke berbagai sumber daya kampus. Pertimbangkan anggaranmu sebelum memutuskan.
3. Keterampilan yang Diajarkan
Bootcamp cenderung lebih fokus pada keterampilan teknis seperti analisis data, pemrograman, dan penggunaan alat-alat seperti Excel, SQL, dan Python. Gelar sarjana, di sisi lain, akan memberikan fondasi yang lebih kuat dalam matematika, statistika, dan teori data science. Jadi, jika kamu lebih suka hands-on dan langsung bekerja dengan data, bootcamp bisa menjadi pilihan, tapi jika kamu tertarik pada dasar teori yang kuat, gelar sarjana mungkin lebih cocok.
4. Peluang Karir Setelah Lulus
Banyak perusahaan yang sudah mulai menerima lulusan bootcamp karena mereka memiliki keterampilan praktis yang siap pakai. Namun, beberapa perusahaan besar mungkin masih lebih mengutamakan gelar sarjana. Jika kamu bermimpi bekerja di perusahaan teknologi besar atau ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, gelar sarjana bisa memberikan keunggulan. Tapi jika kamu ingin cepat terjun ke industri dan mulai bekerja, bootcamp bisa jadi jalan pintas yang efektif.
5. Jaringan dan Dukungan
Bootcamp sering kali menawarkan jaringan alumni yang kuat dan dukungan karir, seperti bimbingan untuk wawancara kerja dan koneksi ke perusahaan. Gelar sarjana juga menawarkan jaringan, namun lebih luas dan mencakup berbagai bidang, bukan hanya data science. Jadi, jika jaringan dan dukungan karir adalah hal yang penting bagimu, periksa apa yang ditawarkan oleh masing-masing jalur ini sebelum memutuskan.
Baca juga : Data Analyst vs Data Scientist, Yuk Kenali Perbedaannya
Setiap jalur memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan dan tujuanmu. Apapun pilihanmu, penting untuk terus belajar dan mengasah keterampilan. Jika kamu ingin mempercepat karirmu di dunia data, bergabunglah dengan Bootcamp Data Analyst with SQL and Python di DQLab!
Di sini, kamu akan mendapatkan pelatihan intensif yang siap membawamu ke level berikutnya. Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkan dirimu sekarang! DQLab menyajikan materi secara teori maupun praktek. Selain itu di DQLab pun menyediakan berbagai modul dan ebook dengan materi yang beragam sesuai kebutuhan. Cara bergabungnya sangat mudah. Langsung saja sign up di DQLab.id dan nikmati belajar data science!