Fakta Database Relasional di SQL yang Wajib Diketahui
Di tengah gempuran teknologi canggih yang terus berkembang, ada satu teknologi lawas yang tetap bertahan dan relevan hingga hari ini yakni SQL (Structured Query Language). Bagi sebagian orang, SQL mungkin hanya dipandang sebagai alat teknis yang membosankan untuk mengolah data. Namun, di balik kesederhanaannya, SQL adalah fondasi dari sistem manajemen data yang menggerakkan hampir semua aplikasi modern, mulai dari media sosial hingga layanan e-commerce. Kali ini mari kita bahas lebih dalam tentang fakta-fakta menarik yang menjadikan SQL dan database relasional tetap penting di era digital!
1. SQL Itu Sudah “Tua”, Tapi Tetap Relevan Banget
Tahukah kamu bahwa SQL sebenarnya sudah eksis sejak awal tahun 1970-an? Dibuat oleh Donald D. Chamberlin dan Raymond F. Boyce di IBM, SQL dirancang sebagai cara untuk berkomunikasi dengan database relasional yang pada saat itu merupakan inovasi baru. Meskipun teknologi lain bermunculan dengan cepat, SQL terus digunakan hingga sekarang. Usianya yang lebih dari lima dekade membuktikan satu hal: SQL adalah bahasa yang fleksibel, mudah dipahami, dan sangat fungsional.
Mengapa SQL bisa bertahan selama ini? Salah satu alasannya adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan kebutuhan modern. Perusahaan seperti Google, Amazon, dan Facebook masih mengandalkan SQL untuk mengelola data mereka, meskipun mereka juga menggunakan teknologi baru seperti machine learning atau cloud computing. SQL telah menjadi fondasi yang kokoh untuk berbagai inovasi teknologi, menjadikannya salah satu teknologi paling timeless dalam sejarah digital.
2. Database Relasional Itu Mirip dengan Kehidupan Sehari-hari
Bayangkan hidupmu tanpa organisasi. Semua jadwal, tugas, hingga daftar belanja tercampur aduk tanpa aturan. Nah, di sinilah database relasional memainkan perannya. Database ini bekerja seperti sistem organisasi yang memisahkan informasi ke dalam tabel-tabel yang saling terkait. Setiap tabel memiliki kolom yang mewakili atribut tertentu dan baris yang berisi data spesifik.
Misalnya, bayangkan ada tabel berisi data mahasiswa dan tabel lain tentang mata kuliah. Dengan menggunakan relasi, kamu bisa langsung tahu siapa saja mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu. Proses ini sangat serupa dengan bagaimana kita mengelola informasi di kehidupan sehari-hari, mengelompokkan data sesuai kategori, kemudian menghubungkannya untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Tidak heran jika konsep ini begitu mudah dipahami dan diterapkan, bahkan untuk data yang sangat kompleks.
3. Perintah Database Relasional dalam SQL Itu Hanya Ada 4 Kategori Besar
Banyak orang mengira SQL itu sulit karena terlihat penuh dengan sintaks yang membingungkan. Namun, sebenarnya semua perintah SQL dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar yang sangat mudah dipahami. Pertama, ada perintah CRUD (Create, Read, Update, Delete) yang digunakan untuk mengelola data dasar seperti menambah, membaca, memperbarui, dan menghapus data. Kedua, DDL (Data Definition Language) digunakan untuk mendesain struktur database, seperti membuat atau mengubah tabel. Ketiga, DML (Data Manipulation Language) berfungsi untuk memanipulasi data, termasuk mengambil data dengan perintah SELECT. Dan terakhir, DCL (Data Control Language) dipakai untuk mengatur hak akses ke database.
Empat kategori ini memberikan kerangka kerja yang jelas bagi siapa saja yang baru belajar SQL. Dengan memahami dasar-dasar ini, kamu sebenarnya sudah memiliki modal besar untuk menguasai SQL lebih jauh. Yang menarik, meskipun kategori ini terlihat sederhana, mereka memiliki kekuatan untuk mengelola data dalam skala besar, mulai dari database pribadi hingga sistem enterprise.
Baca juga: Catat! Ini 3 Keuntungan Belajar SQL dalam Mengolah Data
4. SQL Itu Bukan Satu-Satunya “Bahasa” untuk Database
Meskipun SQL sangat populer, itu bukan satu-satunya pilihan untuk mengelola data. Teknologi database lain seperti Non-SQL mulai naik daun, terutama untuk kebutuhan yang tidak bisa diakomodasi oleh database relasional. Misalnya, data tidak terstruktur seperti dokumen JSON, video, atau data dari media sosial lebih cocok dikelola dengan Non-SQL.
Namun, database relasional berbasis SQL tetap menjadi pilihan utama untuk banyak aplikasi. Industri seperti perbankan, e-commerce, hingga layanan kesehatan masih sangat bergantung pada struktur tabel yang ditawarkan SQL. Bahkan, banyak perusahaan menggabungkan SQL dan Non-SQL untuk mendapatkan manfaat terbaik dari keduanya. Jadi, jika kamu berpikir SQL akan tergantikan sepenuhnya, itu adalah asumsi yang salah. SQL dan database relasional memiliki tempatnya sendiri dalam ekosistem teknologi modern.
5. SQL Bisa Dipakai untuk Hal-Hal Seru, Nggak Cuma Query Biasa
Siapa bilang SQL hanya digunakan untuk mengambil data? SQL sebenarnya punya banyak aplikasi menarik yang mungkin belum kamu bayangkan. Dengan bantuan tools seperti Power BI, Tableau, atau bahkan Python, SQL bisa digunakan untuk membuat visualisasi data yang memukau. Kamu bisa mengubah data mentah menjadi grafik yang menarik dan mudah dipahami oleh siapa saja.
Selain itu, SQL juga sangat berguna untuk analisis tren. Misalnya, dalam dunia e-commerce, SQL bisa digunakan untuk melihat produk mana yang paling laris dalam rentang waktu tertentu. Dengan analisis ini, perusahaan bisa membuat keputusan bisnis yang lebih tepat. Bahkan, SQL bisa digunakan untuk mendukung analisis prediktif dengan mengintegrasikannya ke dalam sistem yang lebih canggih. Jadi, SQL bukan hanya alat untuk mengambil data, tetapi juga jembatan menuju wawasan yang berharga.
Baca juga : Bootcamp Data Analyst with SQL and Python
6. SQL Ada Versi Dialeknya!
Sama seperti bahasa manusia yang memiliki dialek berbeda, SQL juga memiliki variasi atau dialek tergantung pada sistem database yang digunakan. Misalnya, MySQL adalah salah satu database open-source yang paling banyak digunakan di dunia. PostgreSQL menawarkan fleksibilitas dan fitur-fitur canggih, sementara Microsoft SQL Server sering digunakan di lingkungan perusahaan. Ada juga Oracle Database yang menjadi andalan untuk kebutuhan enterprise kelas berat.
Meskipun ada perbedaan dalam sintaks antar dialek ini, inti dari SQL tetap sama. Jika kamu sudah menguasai dasar-dasar SQL, belajar dialek lain hanya soal menyesuaikan beberapa aturan sintaks. Hal ini memberikan keunggulan besar karena kamu bisa dengan mudah berpindah dari satu sistem database ke sistem lain tanpa harus belajar dari awal lagi.
Sahabat DQ ingin menguasai pengelolaan database menggunakan SQL, dan keahlian lainnya sesuai kebutuhan di industri, tapi bingung bagaimana cara untuk memulai belajarnya? Jangan khawatir! Segera Sign Up ke DQLab! Di sini, kita bisa belajar dari dasar hingga tingkat lanjut dengan materi dan tools yang relevan dengan kebutuhan industri, bahkan tanpa latar belakang IT. Belajar kapan saja dan di mana saja dengan fleksibilitas penuh, serta didukung oleh fitur eksklusif Ask AI Chatbot 24 jam, lho!
DQLab juga menyediakan modul berkualitas yang disusun oleh para ahli dengan studi kasus yang bisa membantu kamu memahami cara memecahkan masalah nyata dari berbagai industri. Tak hanya itu, metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang diterapkan, ramah untuk pemula dan telah terbukti mencetak talenta-talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera persiapkan diri untuk menguasai keterampilan di bidang data dan teknologi dengan subscribe modul premium, atau ikuti Bootcamp Data Analyst with SQL and Python sekarang juga!
Penulis: Lisya Zuliasyari