Mahasiswa Matematika juga Bisa Lho Jadi Data Analyst

Shellya Nur Atqiya yang kerap disapa Shellya ini merupakan mahasiswa semester 7 jurusan matematika di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Shellya mengaku jurusan matematika memiliki lingkup yang luas, salah satunya mengenai pemrograman. Sehingga tak heran, jika Shellya sedikit banyak memiliki fondasi ilmu di bidang data. Bagaimana ya Shellya mengkorelasikan antara ilmu matematika dengan ilmu data science hingga akhirnya ia bisa mendapatkan pengalaman magang sebagai data analyst?

1. Mempelajari Data Science Lebih Dalam dengan Aktif di Sejumlah Kegiatan Belajar

Mungkin kalian bertanya-tanya ya Sahabat DQ, bagaimana Shellya mengkorelasikan matematika dengan data science? Shellya tak menampik, untuk bisa menemukan cara tersebut ia harus lebih dulu memperdalam pemahamannya mengenai data science, diantaranya dengan mengikuti bootcamp dan program beasiswa Tetris DQLab. 

Shellya mengaku bahwa saat ini mencari pekerjaan cukup sulit, terutama bagi para fresh graduate seperti dirinya. Oleh karena itu, ia sadar bahwa harus ada pengorbanan yang dilakukan untuk bisa meraih pekerjaan yang ia idam-idamkan. Baginya, dengan mengikuti program beasiswa Tetris adalah jalan ninja untuk mengejar impiannya. Sebab, Tetris memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa disalurkan kerja setelah seluruh rangkaian acara Tetris berakhir.

Menurutnya, materi yang dipelajari selama mengikuti Tetris terbilang cukup lengkap dan intensif. Selain itu, ia juga bisa belajar secara aktif, karena dapat berdiskusi secara langsung bersama mentor.

“Hal ini (belajar dengan para mentor) menjadi poin plus yang akan menjadikan bekal saya untuk berkarir,” kata Shellya. 

Baca juga: Persiapan untuk Memulai Karir di Bidang Data Versi Sandi Member DQLab

2. Pengalaman Belajar di Tetris, Shellya: “Materinya Terbilang Asing”

Sebagai alumni mahasiswa matematika, Shellya mengaku asing dengan materi belajar yang diberikan selama Tetris. Namun, ia merasa beruntung karena sempat lebih dulu bergabung bersama DQLab, sehingga ia sudah sedikit mengenal beberapa materi data science, seperti Python dan SQL 

“Selain materi yang asing, saya juga sempat burnout selama perjalanan belajar. Biasanya saya belajar dengan medium lain dan mencari referensi di Youtube atau saya coba pelajari sendiri dengan bahasa sendiri agar lebih mudah memahami materi nya,” ungkapnya.

Setelah melewati beberapa proses, ia menyadari bahwa data science memiliki cakupan yang luas, lebih dari sekedar analisa keuangan dan saham saja. Jadi ia merasa memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi.

3. Pengalaman Berkesan Shellya Belajar di Tetris

Shellya mengaku mendapatkan banyak hal baru selama mengikuti kegiatan Tetris. Selain bisa belajar lebih aktif berdiskusi dengan para mentor, teman-teman seperjuangannya pun sangat mengasyikkan. Tentunya, selain dengan mentor, Shellya juga bisa berdiskusi dengan teman-teman lainnya, baik mengenai materi maupun hal lainnya seputar dunia data science. Baginya, Capstone Project menjadi momen yang paling berkesan. Sebab, hal tersebut membutuhkan keseriusan yang membuat ia merasa tertantang untuk bisa menyelesaikan project tersebut.

Baca juga: Perjalanan Ashari Meraih Mimpi Berkarir Menjadi Data Analyst

4. Tips Shellya untuk Sahabat DQ yang Ingin Berkarir menjadi Data Analyst

Menurut Shellya, kunci utama yang perlu diingat adalah jangan pernah lelah untuk terus belajar. Karena kita tidak tahu, ilmu baru apa yang akan kita dapatkan dari setiap pembelajaran. Berbicara tentang data, Shellya melihat data memiliki cakupan yang luas. Oleh karena itu, kita dapat mengeksplorasi lebih banyak dalam menganalisa. 

Namun Shellya menambahkan, agar proses analisa lebih mudah, Sahabat DQ bisa mulai dari hal-hal yang kalian suka. Yang terpenting, bersabarlah dalam menganalisa agar bisa memahami setiap prosesnya dengan baik.

“Pelan-pelan tapi harus selalu konsisten dalam menjalaninya,” ucap Shellya