Mengenal Konsep ACID dalam Pelatihan MySQL
Bahasa SQL tentunya sangat erat sekali dengan dunia database. Bukan tidak mungkin, bila setiap penggunaan bahasa pemrograman tentu mengusung konsep yang sangat penting untuk dipahami setiap profesi seperti data engineer, developer, maupun database administrator.
Salah satu konsepnya adalah ACID. ACID adalah akronim dari Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability. Keempat prinsip ini menjamin bahwa transaksi dalam database dilakukan secara benar dan aman, bahkan dalam kondisi yang tidak terduga seperti kegagalan sistem atau gangguan lainnya.
Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ACID sangat penting bagi mereka yang bekerja dengan database. Tanpa ACID, data bisa saja menjadi korup, tidak konsisten, atau bahkan hilang. Dalam pelatihan MySQL, peserta tidak hanya diajarkan tentang teori ACID, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam konteks pengembangan aplikasi yang membutuhkan integritas data tingkat tinggi.
Jika kamu penasaran dengan konsep ACID dalam MySQL, berikut adalah ulasan selengkapnya sahabat DQLab!
1. Atomicity
Atomicity adalah fitur yang memastikan bahwa sebuah transaksi dijalankan sepenuhnya atau tidak dijalankan sama sekali. Dengan kata lain, seluruh operasi dalam satu transaksi diperlakukan sebagai unit yang tidak bisa dibagi. Jika salah satu operasi dalam transaksi gagal, maka seluruh transaksi dianggap gagal, dan semua perubahan yang telah dilakukan selama transaksi dibatalkan.
Atomicity sangat penting untuk menjaga integritas data, karena mencegah database dari kondisi tidak konsisten akibat transaksi yang hanya sebagian berhasil. Contohnya, dalam sistem perbankan, transfer dana antar rekening melibatkan debit dari satu rekening dan kredit ke rekening lainnya. Jika salah satu dari operasi ini gagal, atomisitas memastikan bahwa operasi lainnya juga dibatalkan, sehingga menjaga konsistensi catatan keuangan.
Baca juga : Bootcamp Data Analyst with SQL and Python
2. Consistency
Konsistensi merujuk pada karakteristik yang menjaga agar database tetap dalam kondisi yang stabil sebelum, selama, dan setelah transaksi. Ini mensyaratkan bahwa database memulai dalam kondisi yang konsisten dan bahwa semua batasan atau aturan bisnis diterapkan selama transaksi.
Setelah transaksi selesai, database harus kembali ke kondisi konsisten. Konsistensi memastikan bahwa data mematuhi semua batasan skema yang telah ditentukan, seperti kunci unik, kunci asing, dan batasan pemeriksaan. Sebagai contoh, dalam sistem manajemen inventaris, aturan konsistensi mungkin menetapkan bahwa tingkat stok suatu produk tidak boleh menjadi negatif.
Jika sebuah transaksi mencoba mengurangi tingkat stok di bawah nol, transaksi tersebut akan dibatalkan, menjaga agar data inventaris tetap konsisten.
3. Isolation
Isolasi adalah fitur yang menjamin setiap transaksi berjalan secara terpisah dan tidak dapat mendeteksi transaksi lainnya yang berlangsung bersamaan. Dengan kata lain, operasi dari satu transaksi tidak dapat diakses oleh transaksi lain sampai transaksi tersebut sepenuhnya selesai.
Isolasi melindungi dari efek samping yang tidak diinginkan yang bisa muncul saat beberapa transaksi mencoba mengakses atau memodifikasi data yang sama pada waktu yang bersamaan, seperti kehilangan pembaruan, pembacaan yang kotor, atau pembacaan yang tidak konsisten.
Ada berbagai level isolasi, mulai dari level yang lebih rendah yang lebih fokus pada kinerja dan konkurensi namun memungkinkan inkonsistensi, hingga level yang lebih tinggi yang lebih menekankan konsistensi dan isolasi data dengan mengorbankan kinerja. Menemukan keseimbangan yang tepat antara konsistensi dan kinerja sangat penting, tergantung pada kebutuhan spesifik dari aplikasi.
Baca juga : Catat! Ini 3 Keuntungan Belajar SQL dalam Mengolah Data
4. Durability
Daya tahan memastikan bahwa setelah transaksi berhasil diselesaikan, dampaknya terhadap data bersifat permanen dan tidak dapat dihapus. Properti ini menjaga stabilitas database meskipun terjadi kegagalan sistem atau crash. Daya tahan dicapai melalui teknik-teknik seperti write-ahead logging dan journaling, di mana perubahan terlebih dahulu dicatat ke dalam log sebelum diterapkan ke database.
Jika terjadi kegagalan sistem, log tersebut dapat digunakan untuk memulihkan data yang hilang dan mengembalikan database ke keadaan konsisten. Daya tahan sangat krusial untuk aplikasi yang menangani data penting, seperti transaksi keuangan, di mana kehilangan data dapat menyebabkan konsekuensi serius.
Konsep ACID adalah pilar dari transaksi database yang handal dan aman. Dalam pelatihan MySQL, memahami dan menguasai ACID adalah langkah krusial menuju pengembangan aplikasi yang dapat diandalkan. Dengan pengetahuan ini, peserta pelatihan akan lebih siap dalam menangani transaksi database yang kompleks dan memastikan integritas data dalam setiap operasi yang mereka lakukan.
Dengan menguasai ACID, kamu tidak hanya akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja MySQL, tetapi juga akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dunia nyata dalam pengelolaan database.
Tertarik belajar SQL? DQLab menyediakan modul SQL yang sangat cocok bagi pemula. DQLab merupakan platform belajar online yang berfokus pada pengenalan Data Science & Artificial Intelligence (AI) dengan menggunakan bahasa pemrograman populer, serta platform edukasi pertama yang mengintegrasi fitur Chat GPT. Selain itu DQLab juga menggunakan metode HERO yaitu Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based, yang dirancang ramah untuk pemula.
Selain itu, Bootcamp Data Analyst with SQL and Python juga termasuk kelas yang direkomendasikan bagi pemula yang ingin melakukan pembelajaran data untuk menjadi seorang Data Analyst. Tentunya nanti kita akan dihadapkan dengan study case yang bisa menambah portfolio data.
Untuk mendapatkan pengalaman belajar menarik, buruan sign up di DQLab. Daftar sekarang dan kejar impianmu untuk menjadi Data Analyst!
Penulis: Reyvan Maulid