BEDUG MERIAH Diskon 95%
Belajar Data 6 BULAN Bersertifikat hanya Rp150K!

0 Hari 1 Jam 10 Menit 55 Detik

Peran Profesi Data Scientist dan Masyarakat di Era Pandemi COVID-19!

Belajar Data Science di Rumah 03-Desember-2020
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/acf31b3aa3c24e486e9ad8616f3ae830_x_Thumbnail800.jpg

Profesi data scientist merupakan profesi yang bisa bekerja sama dengan siapapun di industri manapun, tak terkecuali di dunia kesehatan. Belakangan ini, dunia sedang digemparkan dengan infeksi virus yang memakan cukup banyak korban hampir di semua negara. Virus tersebut adalah SARS-CoV-2, penyebab penyakit corona virus atau lebih dikenal dengan COVID-19. Banyaknya korban jiwa akibat virus ini, menyebabkan banyak negara mulai membentuk tim khusus untuk menganalisis penyebaran COVID-19. Setiap negara telah mengambil berbagai langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19, mulai dari melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga lockdown. 

Menurut worldometers.info, hingga tanggal 3 Desember 2020, tercatat ada 64.821.011 kasus dari seluruh negara dengan total kasus kematian sebesar 1.498.316. Angka yang sangat besar, bukan? Tak heran jika virus ini menarik banyak perhatian dari berbagai kalangan, termasuk para ilmuwan dan data scientist. Para ilmuwan mulai melakukan research untuk menemukan vaksin dan obat untuk COVID-19, sedangkan para data scientist mulai bekerja menggunakan jutaan data COVID-19 untuk mengurangi dan menangkal penyebaran virus ini. Tidak hanya pemerintah dan scientist saja, tetapi masyarakat pun ikut andil dalam mencegah penularan COVID-19. Lalu apakah kamu tahu apa saja peran data scientist dan masyarakat di masa pandemi ini? DQLab telah merangkumnya untukmu, yuk baca artikelnya sampai selesai!

1. Peran Data Scientist untuk Mencegah Penyebaran COVID-19

Salah satu cara untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 adalah dengan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Tapi apakah PSBB ini sudah optimal? Bagaimana cara mengetahuinya? Disinilah peran seorang data scientist. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh data scientist dengan banyaknya data kasus COVID-19 adalah dengan membuat platform penyebaran COVID-19. Salah satu platform tersebut adalah platform Geodash yang dikembangkan oleh Lotadata. Platform ini dapat melacak lokasi user yang menggunakan e-commerce, game, dan sosial media melalui smartphone. Lotadata bekerjasama dengan Citidash dan CubeEye berhasil melacak pergerakan seseorang dari Jakarta menuju lima kota di Indonesia (Semarang, Solo, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta). Dari hasil pengamatan, kasus penyebaran COVID-19 cenderung meningkat walaupun PSBB sudah diterapkan karena tetap ada pergerakan dari Kota Jakarta menuju kota lain.

Peran lain seorang data scientist dalam mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan mengawasi proses social distancing seperti yang dilakukan oleh perusahaan startup Landing Ai yang membuat alat monitoring untuk mengawasi dan mendeteksi apakah seseorang melakukan social distancing atau tidak. Alat monitoring yang mengadopsi teknologi artificial intelligence ini akan memberikan tanda kotak merah jika ada beberapa orang yang jaraknya berdekatan. Alat ini dapat diintegrasikan dengan mudah ke sistem kamera pengawas. Namun, saat ini alat tersebut masih dikembangkan agar bisa memberi tahu orang-orang ketika mereka tidak melakukan social distancing.

Hal lain yang bisa dilakukan oleh seorang data scientist adalah memprediksi jumlah korban COVID-19. Hasil prediksi yang didapat oleh tiap data scientist mungkin berbeda, hal ini karena matematika yang digunakan untuk membangun model mungkin juga berbeda antara satu data scientist dengan data scientist yang lain. Namun, masalah ini tidak perlu dikhawatirkan karena pada dasarnya tujuan prediksi ini sama yaitu untuk memberikan peringatan kepada pemerintah dan masyarakat agar lebih aware terhadap pandemi ini. Peramalan atau forecasting ini sangat bermanfaat karena dapat membantu pemerintah untuk membuat kebijakan berdasarkan data real. Selain itu seorang data scientist juga dapat membuat visualisasi kapan kurva korban COVID-19 turun bahkan flat. Drew Harris, Asisten Professor di Thomas Jefferson University College of Population Health adalah orang pertama yang membuat visualisasi tersebut dan kemudian dikembangkan oleh Dr. Siouxsie Wiles dan Toby Morris agar informasi yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh orang awam. 

Baca juga : Mengenal Profesi Data Scientist

2. Do"s yang Bisa Dilakukan Oleh Masyarakat

Pencegahan penyebaran COVID-19 tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan ilmuwan saja, tetapi semua lapisan masyarakat harus turut berperan untuk menghentikan rantai penyebaran virus ini. Salah satu langkah yang bisa kita lakukan untuk menghentikan penyebaran COVID-19 ini adalah membantu menafsirkan informasi kepada orang-orang di sekitar. Banyak orang tidak memiliki pemahaman yang sama dalam menyerap informasi. Jadi, kita bisa menjelaskan kepada mereka cara menafsirkan informasi dari grafik dan platform terbuka yang mudah diakses. Sebagai warga negara yang baik, kita memiliki tanggung jawab untuk mencegah informasi hoax yang beredar di masyarakat. Selain itu, sebelum menyampaikan informasi kepada orang lain, pastikan bahwa informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. 

Jika kamu adalah seorang poliglotisme (mahir berbicara dalam banyak bahasa), kamu bisa mentranslate informasi tersebut ke berbagai bahasa. Kamu bisa memanfaatkan blog, website, atau social mediamu untuk share informasi tersebut. Tapi sekali lagi ingat ya, pastikan informasi yang akan kamu terjemahkan adalah informasi yang valid dan benar. Di era globalisasi seperti saat ini, informasi apapun sangat mudah didapatkan. Namun, tidak semua informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, jangan sampai informasi yang kamu tulis justru menyesatkan banyak orang.

3. Hal yang Dihindari oleh Data Scientist dan Masyarakat

Sebagai seorang data scientist profesional sudah pasti akan bekerja secara hati-hati, terutama saat bekerja sama dengan suatu organisasi. Biasanya, mereka hanya akan bekerja sama dengan organisasi resmi seperti WHO. Selain itu, tim data scientist tidak akan asal merekrut seseorang untuk bergabung dalam timnya. Biasanya, mereka hanya akan memilih orang-orang yang terpercaya dan kompeten di bidangnya. Sama halnya dengan data scientist, masyarakat, khususnya influencer juga tidak boleh asal-asalan bekerja sama dengan organisasi yang tidak jelas untuk menggiring opini. Di masa sulit seperti saat ini, kita harus bahu-membahu untuk menghindari keributan dan kepanikan. 

Baca juga : Yuk Kenal Role Data Scientist, Profesi Menarik Dengan Gaji Besar

4. Yuk, Mulai Belajar Data Science bersama DQLab secara GRATIS!

Tidak memiliki background IT? Jangan khawatir, kamu tetap bisa menguasai Ilmu Data Science untuk siap berkarir di revolusi industri 4.0. Bangun proyek dan portofolio datamu bersama DQLab untuk mulai berkarir di industi! Sign up sekarang untuk #MulaiBelajarData di DQLab!

Simak informasi di bawah ini untuk mengakses gratis module "Introduction to Data Science":

  1. Buat Akun Gratis dengan Signup di DQLab.id/signup

  2. Akses module Introduction to Data Science

  3. Selesaikan modulenya, dapatkan sertifikat & reward menarik dari DQLab

  4. Subscribe DQLab.id untuk Akses Semua Module Premium!


Penulis: Galuh Nurvinda Kurniawati

Editor: Annissa Widya Davita

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login