Tips Bikin Narasi Menarik untuk Portofolio Data Analyst!
Bagi seorang data analyst, portofolio bukan hanya sekadar tempat untuk memamerkan keterampilan teknis, tetapi juga sebuah medium untuk menunjukkan kemampuan naratif terutama bagi para pemula yang akan atau baru memulai karir di bidang ini. Narasi atau storytelling yang baik dalam portofolio dapat membuat penyampaian informasi dari sebuah data menjadi lebih clear, bahkan dapat memperbesar peluang karir yang lebih baik lagi.
Oleh sebab itu, saat ini kemampuan untuk membuat narasi yang menarik dan sesuai konteks data juga menjadi keterampilan yang sangat berharga, karena memerlukan keseimbangan antara kemampuan teknis dan kreativitas.
Penasaran bagaimana cara membuat narasi yang menarik untuk portofolio Data Analyst? Yuk, langsung simak pembahasan selengkapnya berikut ini!
1. Memahami Narasi dalam Konteks Portofolio Data Analyst
Narasi dalam portofolio data analyst merupakan sebuah seni memaparkan data yang telah dianalisis menjadi sebuah informasi dalam deskripsi yang menarik. Proses ini melibatkan penjelasan tentang bagaimana data dikumpulkan, metode analisis yang digunakan, serta interpretasi hasil yang diperoleh. Narasi yang jelas, engaging, dan memiliki persuasi kuat dapat membantu menjelaskan proses kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami oleh audiens non-teknis.
Hal ini penting karena portofolio yang baik tidak hanya menunjukkan keterampilan analisis data tetapi juga kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif. Kemampuan ini sangat berharga di dunia kerja, di mana data analyst sering kali perlu menjelaskan temuannya kepada pemangku kepentingan yang mungkin tidak memiliki latar belakang teknis dengan cara komunikasi melalui teks.
Sumber: AgencyAnalytics
Baca juga : Data Analyst vs Data Scientist, Yuk Kenali Perbedaannya
2. Langkah-langkah Menyusun Narasi yang Menarik
Memahami pentingnya penggunaan narasi yang menarik, jelas, dan akurat dalam menyusun portofolio Data Analyst tanpa diimplementasikan tidak akan memberikan dampak positif dalam perkembangan karir seorang pemula.
Oleh karenanya, seorang pemula perlu mengimplementasikan langkah-langkah yang tepat, agar portofolionya lebih berkualitas untuk mendukung perkembangan karirnya. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyusun narasi yang menarik:
Menentukan Tujuan dan Audiens
Langkah pertama dalam menyusun narasi adalah mengidentifikasi tujuan dari portofolio tersebut. Apakah tujuan utamanya untuk mencari pekerjaan baru, mendapatkan klien, atau hanya untuk menunjukkan perkembangan keterampilan? Mengetahui tujuan ini akan membantu menentukan nada dan isi narasi.Selain itu, penting untuk memahami siapa audiens yang akan membaca portofolio kamu. Apakah mereka perekrut, manajer proyek, atau sesama data enthusiast? Memahami audiens akan membantu kamu menyesuaikan bahasa dan kompleksitas informasi yang disajikan.
Menyusun Narasi dari Data
Setelah menentukan tujuan dan audiens, langkah berikutnya adalah mengubah data menjadi cerita yang koheren. Mulailah dengan mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang ingin dijawab oleh data tersebut. Jelaskan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, serta hasil yang diperoleh. Pastikan untuk menggunakan visualisasi data yang mendukung cerita kamu.Grafik, diagram, dan tabel dapat membantu menjelaskan poin-poin penting dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami. Narasi yang baik tidak hanya menjelaskan data tetapi juga menghubungkannya dengan konteks yang relevan dan memberikan wawasan yang berharga.
Menciptakan Alur Narasi yang Jelas
Narasi yang menarik juga harus memiliki struktur yang logis dan mudah dipahami oleh para audiensnya. Oleh karenanya, mulailah dengan menyajikan pengantar yang memberikan gambaran umum tentang proyek atau analisis yang dilakukan. Lanjutkan dengan bagian-bagian yang menjelaskan proses secara lebih rinci, termasuk metode pengumpulan data, teknik analisis, dan interpretasi hasil.Pastikan setiap bagian memiliki transisi yang halus sehingga pembaca dapat mengikuti alur cerita dengan mudah. Kesimpulan yang kuat akan membantu merangkum poin-poin utama dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai dari analisis yang telah dilakukan.
3. Contoh Narasi dalam Portofolio Data Analyst
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana menyusun narasi, berikut adalah contoh praktis. Misalkan kamu telah menganalisis data penjualan untuk sebuah perusahaan ritel. Narasi dapat dimulai dengan pengenalan masalah yang dihadapi perusahaan, misalnya penurunan penjualan selama beberapa kuartal terakhir. Selanjutnya, jelaskan metode yang kamu gunakan untuk mengumpulkan data penjualan dari berbagai sumber, seperti sistem POS, survei pelanggan, dan data inventaris.
Kemudian, paparkan teknik analisis yang diterapkan, seperti regresi linier untuk mengidentifikasi tren atau analisis klaster untuk segmentasi pelanggan. Hasil analisis ini bisa ditampilkan dalam bentuk grafik yang menunjukkan pola penjualan dan demografi pelanggan. Akhiri dengan kesimpulan yang menjelaskan rekomendasi berdasarkan temuan kamu, seperti strategi pemasaran baru atau penyesuaian dalam stok produk.
Sumber: BRI TECH
Baca juga : Bootcamp Data Analyst with SQL and Python
4. Tips dan Trik untuk Meningkatkan Narasi
Untuk memastikan narasi dalam portofolio kamu benar-benar efektif, berikut beberapa tips tambahan. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas agar mudah dipahami oleh audiens yang tidak memiliki latar belakang teknis. Konsistensi dalam gaya penulisan juga penting untuk menjaga profesionalisme dan kemudahan membaca. Selain itu, jangan ragu untuk meminta feedback dari rekan kerja atau mentor untuk mendapatkan perspektif baru dan perbaikan. Menggunakan ilustrasi dan contoh konkret dapat membuat cerita kamu lebih menarik dan meyakinkan.
Gimana? Kamu tertarik untuk menguasai berbagai keterampilan sebagai Data Analyst? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.
Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah bagi pemula, dan telah terbukti mencetak talenta-talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan subscribe modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Data Analyst with SQL and Python sekarang!
Penulis: Lisya Zuliasyari