JULY SPECIAL ! DISKON 96%
Belajar Data Science Bersertifikat, 12 Bulan hanya 180K!
1 Hari 14 Jam 58 Menit 18 Detik

4 Sebab Terkena Serangan SQL Injection

Belajar Data Science di Rumah 23-Januari-2024
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/longtail-selasa-06-2024-01-23-165300_x_Thumbnail800.jpg

SQL injection adalah bentuk kejahatan digital yang melibatkan peretasan query atau sistem keamanan ke dalam database. Tentu saja bentuk serangan ini akan menimbulkan risiko bagi organisasi dan bisnis. Mulai dari kehilangan data penting, pelanggaran privasi pelanggan, hingga kerugian keuangan. Tapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Cari tahu lebih lanjut pada pembahasan di bawah ini!


1. Tidak Ada Validasi Input

SQL

Validasi input adalah proses pemeriksaan dan pembatasan data yang masuk ke sistem dari pengguna. Ketika aplikasi web tidak melakukan validasi atau hanya melakukan validasi yang minimal pada input yang diterima, tentunya membuka celah bagi hacker untuk menyisipkan atau "menyuntikkan" perintah SQL yang berbahaya.


Contohnya formulir web yang memungkinkan pengguna memasukkan data tanpa batasan atau pemeriksaan, sangat rentan untuk dijadikan titik masuk injeksi kode SQL. Penyerang dapat memanfaatkan ini dengan memasukkan perintah SQL yang dirancang khusus ke dalam input, seperti kotak teks atau URL, yang kemudian dieksekusi oleh server database.


Kode SQL yang disuntikkan ini dapat memiliki berbagai tujuan berbahaya, dari mengambil data sensitif seperti informasi pengguna dan detail keuangan, hingga merusak atau mengubah data dalam database. Serangan ini sangat efektif karena memanfaatkan cara aplikasi mengolah query SQL. Jika input tidak disaring atau disanitasi dengan benar, aplikasi secara tidak sengaja mengeksekusi perintah SQL yang berbahaya sebagai bagian dari operasi database normal.


Baca juga : Bootcamp Data Analyst with SQL and Python


2. Kurangnya Penggunaan Parameterisasi

SQL

Parameterisasi adalah teknik di mana input pengguna ditangani sebagai parameter terpisah, bukan sebagai bagian integral dari kode SQL itu sendiri. Tanpa parameterisasi, aplikasi sering kali membangun query SQL dengan menggabungkan string input langsung ke dalam query. Ini sangat berbahaya karena input bisa jadi mempengaruhi struktur dan eksekusi query tersebut.


Misalnya, jika input pengguna ditambahkan langsung ke dalam query SQL tanpa sanitasi yang tepat, hacker dapat menyisipkan perintah SQL khusus yang merusak, mengubah, atau mengakses data tanpa izin. Dengan menerapkan parameterisasi, input pengguna ditangani secara terpisah dari kode query, sehingga mengurangi risiko eksekusi kode SQL berbahaya. Dalam pendekatan ini, query SQL dibuat dengan placeholder untuk nilai yang sebenarnya. Nilai-nilai ini kemudian diberikan sebagai parameter terpisah, yang diinterpretasikan oleh sistem manajemen database (DBMS) secara berbeda dari kode SQL.


Parameterisasi tidak hanya meningkatkan keamanan tapi juga dapat membantu dalam meningkatkan performa query dengan memungkinkan database untuk menyusun kembali dan mengoptimalkan eksekusi query. Oleh karena itu, penggunaan parameterisasi dalam pembuatan query SQL adalah praktik terbaik dalam pengembangan aplikasi yang secara efektif dan mengurangi risiko serangan SQL Injection.


3. Kurangnya Testing Keamanan

SQL

Pengetesan keamanan adalah proses untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi kerentanan dalam sebuah aplikasi. Termasuk pengujian penetrasi, yang secara khusus dirancang meniru serangan oleh pengguna berbahaya untuk menemukan titik lemah. Tanpa pengetesan keamanan yang memadai, aplikasi dapat memiliki celah keamanan yang tidak terdeteksi, termasuk kerentanan terhadap SQL Injection.


Pengujian penetrasi juga membantu developer untuk melihat aplikasi mereka dari perspektif hacker, untuk menemukan celah keamanan yang mungkin tidak terlihat selama proses pengembangan biasa. Ini berarti bahwa aplikasi yang tidak menjalani pengujian keamanan yang ketat dapat dirilis dengan kerentanan yang tidak diketahui, memberikan peluang bagi penyerang untuk mengeksploitasi kelemahan ini.


4. Kebijakan Keamanan yang Lemah

SQL

Kebijakan keamanan yang efektif merupakan rangkaian aturan dan praktik yang dirancang untuk menjaga keamanan informasi dan aset perusahaan. Kurangnya kesadaran keamanan di antara developer menunjukkan kalau ada aspek-aspek penting dari keamanan aplikasi yang diabaikan atau tidak diimplementasikan dengan benar.


Misalnya, jika mereka tidak diberi pelatihan yang cukup tentang praktik keamanan terbaik dan ancaman keamanan seperti SQL Injection, mereka bisa jadi tidak menyadari pentingnya atau cara implementasi fitur keamanan seperti sanitasi input, parameterisasi query, dan pengetesan keamanan. Akibatnya, aplikasi yang dikembangkan rentan terhadap serangan karena kekurangan dalam coding atau desain sistem.


Kebijakan keamanan yang kuat harus mencakup pedoman yang jelas untuk pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak, termasuk spesifikasi untuk penanganan input pengguna, manajemen akses, enkripsi, serta prosedur pengetesan dan validasi keamanan. Tanpa panduan ini, perusahaan tidak memiliki kerangka kerja atau sumber daya yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mitigasi risiko keamanan.


Baca juga : Catat! Ini 3 Keuntungan Belajar SQL dalam Mengolah Data


Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sangat penting untuk memiliki keahlian yang cukup untuk melindungi database. Selain itu dibutuhkan audit database secara rutin untuk mencegah adanya SQL Injection. Sehingga untuk melakukan tindakan tersebut, dibutuhkan pemahaman SQL yang kuat. Supaya dapat melakukan tindakan enkripsi data yang mendeteksi serangan. Darimana belajar SQL yang sesuai dengan kebutuhan tersebut? .


DQLab adalah jawabannya. Modul ajarnya lengkap dan bervariasi. Dilengkapi studi kasus yang membantu kalian belajar memecahkan masalah dari berbagai kasus. Bahkan diintegrasikan dengan ChatGPT. Manfaatnya apa?

  • Membantu kalian menjelaskan lebih detail code yang sedang dipelajari

  • Membantu menemukan code yang salah atau tidak sesuai

  • Memberikan solusi atas problem yang dihadapi pada code

  • Membantu kalian belajar kapanpun dan dimanapun


Selain itu, DQLab juga menggunakan metode HERO yaitu Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based, yang dirancang ramah untuk pemula. Tunggu apa lagi, segera Sign Up dan perkuat kemampuan SQL kalian untuk melindungi database dengan ikuti Bootcamp Data Analyst with SQL and Python


Penulis : Dita Feby 

Editor : Annissa Widya

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login