5 Sisi Gelap Seorang Data Analyst yang Tidak Banyak Orang Tahu!
Profesi Data Analyst seringkali dipandang keren. Bayangkan seseorang duduk di depan layar penuh angka, grafik interaktif, dan visualisasi data yang memukau. Seolah mampu membaca masa depan hanya dari barisan angka. Tidak sedikit yang tertarik menekuni bidang ini karena peluang karier yang menjanjikan, gaji yang kompetitif, dan kesan sebagai “otak” di balik keputusan penting perusahaan.
Namun, dibalik semua itu, ada sisi gelap yang jarang disorot. Tekanan, kesepian profesional, hingga ekspektasi tidak masuk akal acapkali menjadi bagian dari keseharian seorang Data Analyst. Mereka bekerja di balik layar, menghadapi berbagai tantangan yang tak terlihat oleh orang luar. Berikut ini adalah lima sisi gelap dari profesi Data Analyst yang perlu kamu ketahui. Simak, yuk, sahabat DQLab!
1. Dikejar Deadline tapi Data Belum SIap
Salah satu tantangan terbesar adalah ekspektasi manajemen yang tinggi terhadap insight instan, padahal data mentah yang tersedia sering kali berantakan. Data Analyst seringkali harus menambal data yang hilang, memperbaiki inkonsistensi, hingga membersihkan data dalam waktu yang sangat terbatas. Ini membuat proses analisis menjadi tertekan dan kurang optimal.
Baca Juga: Bootcamp Data Analyst with SQL and Python
2. Jadi kambing hitam ketika angka tak sesuai harapan
Jika hasil analisis menunjukkan sesuatu yang tidak sesuai harapan manajemen, Data Analyst bisa menjadi sasaran kesalahan. Mereka dianggap ‘salah hitung’ atau ‘tidak memahami konteks’, padahal mereka hanya menyampaikan realita dari data. Ini membuat posisi Data Analyst rentan terhadap tekanan politik kantor.
3. Terjebak di antara Tim IT dan Tim Bisnis
Data Analyst sering berada di posisi jembatan: mereka harus memahami bahasa teknis dari tim IT sekaligus menerjemahkan angka-angka ke dalam narasi yang bisa dipahami tim bisnis. Akibatnya, mereka bisa kewalahan menghadapi dua dunia yang punya ekspektasi berbeda dan kadang saling bertolak belakang.
4. Rasa cemas karena Data yang tidak 100 persen akurat
Meskipun telah melakukan analisis sedetail mungkin, tidak ada jaminan bahwa hasilnya benar-benar 100% akurat. Ketersediaan data yang tidak lengkap, asumsi yang harus diambil, hingga keterbatasan tools bisa membuat Data Analyst dihantui rasa cemas terhadap hasil pekerjaannya sendiri terutama jika dipakai untuk pengambilan keputusan besar.
Baca Juga: Data Analyst vs Data Scientist
5. Kurang apresiasi, padahal dampaknya besar
Insight yang dihasilkan Data Analyst seringkali menjadi bahan keputusan strategis, tapi perannya tidak selalu mendapatkan penghargaan yang layak. Banyak orang hanya melihat hasil akhirnya (grafik atau laporan) tanpa memahami kerja keras dan kecermatan yang dibutuhkan di balik layar. Hal ini membuat profesi ini sering tidak mendapatkan perhatian yang sepadan.
Menjadi Data Analyst bukan sekadar soal “bisa ngoding” atau “bisa mengoperasikan Excel”. Profesi ini menuntut ketelitian, komunikasi lintas tim, ketangguhan mental, dan adaptasi yang tinggi terhadap tekanan. Sisi gelap ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk membuka mata bahwa setiap profesi punya tantangan tersembunyi yang tak semua orang tahu. Jadi, kalau kamu punya teman seorang Data Analyst, jangan cuma minta grafiknya. Ucapkan juga terima kasih atas kerja keras di baliknya.
FAQ
1. Kenapa Data Analyst sering merasa tertekan dalam pekerjaannya?
Karena mereka sering dikejar deadline, sementara data yang diberikan masih mentah atau tidak lengkap. Selain itu, mereka dituntut menyajikan insight cepat, padahal proses analisis butuh ketelitian tinggi.
2. Apakah benar Data Analyst harus memahami dunia IT dan bisnis sekaligus?
Ya, karena mereka menjadi penghubung antara tim teknis (IT) dan tim non-teknis (bisnis). Ini menuntut mereka untuk bisa menerjemahkan data teknis menjadi insight yang mudah dipahami semua pihak.
3. Mengapa pekerjaan Data Analyst sering kurang dihargai?
Karena hasil kerja mereka sering hanya terlihat sebagai laporan atau grafik, tanpa dipahami proses panjang di baliknya. Padahal, insight dari Data Analyst sangat berpengaruh terhadap keputusan strategis perusahaan.
Jika kamu beneran ingin curi start dan siap buat karirmu melesat di dunia data, bergabunglah dengan Bootcamp Data Analyst with SQL and Python di DQLab! Di sini, kamu akan mendapatkan pelatihan intensif yang siap membawamu ke level berikutnya. Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkan dirimu sekarang! DQLab menyajikan materi secara teori maupun praktek. Selain itu di DQLab pun menyediakan berbagai modul dan ebook dengan materi yang beragam sesuai kebutuhan. Cara bergabungnya sangat mudah. Langsung saja sign up di DQLab.id dan nikmati belajar data science!
Penulis: Reyvan Maulid
Postingan Terkait
Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab
Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar
Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab
Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini
