7 Jenis Excel Line Chart & Tutorial yang Wajib Kamu Coba Sekarang!
Keputusan besar untuk menentukan strategi terbaik bagi perusahaan di era serba digital kini semuanya harus dilakukan berdasarkan “data”. Tapi, bagaimana cara kita membuat data menjadi bisa “berbicara”? Jawabannya bisa sesederhana sebuah garis. Yap, garis di line chart Excel! Jangan remehkan bentuknya yang simpel, karena di balik itu tersembunyi kekuatan visual yang mampu mengungkap tren tersembunyi, mengilustrasikan perubahan dari waktu ke waktu, bahkan membangun narasi yang kuat untuk mendukung argumenmu. Line chart bukan cuma alat, tapi senjata visual yang wajib kamu kuasai, baik bagi pemula maupun profesional yang ingin mengasah skill storytelling lewat angka!
Biar kamu nggak bingung, langsung saja kita kupas tutorial dan contoh ini bukan sekadar tutorial, tapi panduan seru yang akan menunjukkan 7 jenis line chart Excel paling keren yang bisa langsung kamu coba!
1. Basic Line Chart: Langkah Pertama Memulai Visualisasi Data
Basic Line Chart adalah grafik garis paling sederhana di Excel. Grafik ini menampilkan data dalam bentuk garis lurus yang menghubungkan titik-titik nilai berdasarkan waktu atau kategori tertentu. Biasanya dipakai untuk menunjukkan tren dari waktu ke waktu, misalnya penjualan bulanan, pertumbuhan pengunjung website, atau perkembangan nilai akademik.
Line chart ini seperti pintu masuk buat kamu yang baru belajar data visualization. Karena tampilannya clean dan mudah dipahami, kamu bisa langsung menangkap apakah data kamu naik, turun, atau stagnan. Ini juga sangat membantu saat kamu harus menjelaskan laporan ke atasan atau dosen tanpa harus pakai kata-kata ribet.
Cara pertama untuk membuat Line Chart adalah dengan menginput datamu dalam dua kolom: kolom pertama untuk kategori (misalnya bulan), kolom kedua untuk nilai (misalnya penjualan). Pilih data tersebut, klik menu Insert > Line or Area Chart > pilih Line Chart. Voila! Grafiknya langsung muncul. Jangan terlalu banyak memasukkan titik data dalam satu grafik, karena bisa bikin garisnya jadi berliku-liku dan susah dibaca. Idealnya, cukup 5-12 titik data untuk hasil yang elegan.
2. Multi-Line Chart: Membandingkan Beberapa Variabel Sekaligus
Multi-Line Chart adalah versi lanjutan dari Basic Line Chart, tapi dengan beberapa garis dalam satu grafik. Cocok banget buat kamu yang ingin membandingkan beberapa dataset sekaligus, seperti perbandingan penjualan antara tiga produk dalam kurun waktu tertentu.
Kalau kamu sering dihadapkan dengan kebutuhan membandingkan kinerja antar departemen, tren antar wilayah, atau performa antar produk, grafik ini adalah jawabanmu. Satu grafik, banyak insight.
Nah, kamu bisa mulai membuat Multi-Line Chart dengan memaasukkan kategori di kolom pertama, lalu nilai dari masing-masing variabel di kolom-kolom selanjutnya. Setelah itu pilih semua datanya, lalu insert Line Chart seperti biasa. Excel akan secara otomatis membuatkan garis untuk tiap variabel.
Pastikan kamu menggunakan warna yang kontras untuk tiap garis agar mudah dibedakan. Kalau perlu, tambahkan legenda dan beri label langsung pada garisnya supaya nggak membingungkan pembaca.
3. Line Chart with Markers: Lebih Detail, Lebih Jelas
Grafik ini menambahkan titik-titik (markers) di setiap nilai data pada line chart. Markers ini berfungsi sebagai penanda visual yang mempertegas setiap data point di sepanjang garis. Kadang kita butuh sesuatu yang lebih eksplisit untuk menunjukkan titik-titik penting. Misalnya saat terjadi lonjakan tajam, penurunan drastis, atau saat ingin menyoroti data outlier.
Setelah membuat line chart biasa, klik kanan garisnya, pilih Format Data Series, lalu aktifkan Markers. Kamu bisa atur bentuk dan ukuran markernya sesuai selera. Kamu juga perlu menggunakan markers hanya saat jumlah data point masih bisa ditoleransi oleh mata. Kalau datanya terlalu banyak, markers justru bisa bikin grafik terlihat penuh dan membingungkan.
Baca juga: Belajar Fungsi Tanggal & Waktu di Excel
4. Smoothed Line Chart: Garis Lengkung yang Lebih Estetik
Smoothed Line Chart adalah versi line chart dengan garis yang dilengkungkan secara halus, sehingga transisi antar titik data terlihat lebih smooth dan estetis. Grafik ini lebih enak dilihat, terutama kalau kamu membuat dashboard presentasi atau infografis yang tampilannya harus menarik secara visual. Walaupun tidak terlalu teknis, bentuknya bisa memberikan nuansa yang lebih profesional.Setelah membuat line chart, klik kanan garisnya, pilih Format Data Series, lalu centang opsi Smoothed line. Langsung berubah jadi elegan! Ini karena garisnya tidak lurus, bisa jadi kamu kehilangan presisi saat menjelaskan data. Jadi, gunakan grafik ini untuk presentasi yang lebih ke arah storytelling, bukan laporan teknis.
5. Line Chart dengan Secondary Axis: Solusi Perbandingan Data yang Skalanya Jauh Berbeda
Kadang kamu ingin membandingkan dua dataset yang skalanya jauh berbeda, misalnya jumlah karyawan (puluhan) dengan omzet perusahaan (jutaan). Nah, Line Chart dengan Secondary Axis bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini.Kalau kamu tetap pakai satu sumbu Y, grafiknya bakal terlihat timpang. Dengan secondary axis, kamu bisa menampilkan dua skala yang berbeda dalam satu grafik yang rapi. Setelah memasukkan data, buat line chart seperti biasa. Klik kanan salah satu garis, pilih Format Data Series, lalu pilih Plot Series on Secondary Axis. Jangan lupa beri label yang jelas untuk kedua sumbu Y agar pembaca nggak salah baca. Ini sering banget jadi jebakan saat presentasi data.
6. Cumulative Line Chart: Menampilkan Data yang Terakumulasi
Grafik ini bisa digunakan untuk menunjukkan nilai yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Misalnya akumulasi pelanggan baru setiap bulan, jumlah tabungan, atau total unduhan aplikasi. Ini juga cocok banget buat menggambarkan pertumbuhan atau progres secara terus-menerus. Cumulative chart bisa membantu kamu menceritakan “seberapa jauh kita sudah berjalan”.
Nah, untuk menggunakannya kamu harus menjumlahkan data dari waktu ke waktu di kolom Excel, lalu masukkan hasil akumulasi itu ke dalam line chart. Pastikan kamu tidak salah dalam penjumlahan. Gunakan formula =SUM($B$2:B2) dan copy ke bawah untuk membuat data akumulatif secara otomatis.
Baca juga: Bootcamp Data Analyst with Excel
7. Interactive Line Chart dengan Slicer: Untuk Dashboard Dinamis
Ini adalah line chart yang bisa kamu klik-filter berdasarkan kategori tertentu menggunakan slicer. Biasanya dipakai dalam dashboard interaktif, misalnya untuk memilih data berdasarkan wilayah, produk, atau kategori. Di era dashboard dan visualisasi dinamis, interaktivitas jadi fitur penting. Bukan cuma visual, tapi juga user experience-nya ikut naik level. Cocok buat para profesional atau job seeker yang ingin tampil beda dengan portfolio yang hidup!
Kamu bisa menggunakan fitur PivotTable dan PivotChart di Excel, lalu tambahkan Slicer dari menu Insert. Slicer ini bisa kamu hubungkan ke PivotChart agar pengguna bisa memilih data secara langsung. Pastikan struktur datamu sudah dalam format tabel sebelum masuk ke Pivot. Kalau tidak, fitur interaktifnya nggak akan berjalan lancar.
FAQ
Q: Apakah semua jenis line chart bisa digunakan di semua versi Excel?
A: Sebagian besar bisa, terutama di Excel 2016 ke atas. Fitur interaktif seperti slicer mungkin butuh Excel versi yang lebih baru.
Q: Bolehkah menggabungkan line chart dengan jenis chart lain?
A: Sangat boleh! Kamu bisa mix dengan column chart untuk membuat grafik kombinasi yang menarik dan informatif.
Q: Apakah line chart cocok untuk data kategori non-waktu?
A: Bisa saja, tapi hasilnya kurang maksimal. Line chart paling ideal digunakan untuk data time series.
Menguasai Excel secara otodidak atau melalui training, dan mendapatkan sertifikasi profesional menjadi investasi cerdas untuk masa depan yang seringkali diremehkan, padahal punya dampak besar bagi karier dan produktivitas kerja. Dari memahami fungsi dasar hingga menguasai tools analisis yang kompleks, semua bisa kamu pelajari dengan pendekatan yang tepat dan semangat konsisten. Skill ini bukan cuma untuk angka-angka atau laporan, tapi juga untuk membuka pintu ke berbagai peluang karier baru hingga promosi jabatan dari tim yang benar-benar bisa diandalkan.
Nah, DQLab menyediakan berbagai training dengan modul interaktif, kurikulum berkualitas, dan bisa dipelajari secara mandiri dengan waktu yang fleksibel. Selain itu, training DQLab juga menggunakan metode pembelajaran HERO, yaitu Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based yang dirancang ramah untuk pemula dengan para mentor pengajar profesional. Gimana menarik kan?
Jadi kamu nggak perlu bingung harus mulai dari mana? Kamu bisa ikuti berbagai pelatihan Excel interaktif dan aplikatif di DQLab, karena sudah terbukti berhasil mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, kamu nggak cuma belajar lewat teori, tapi langsung praktik dengan studi kasus yang relevan dengan dunia kerja. Yuk, mulai investasi masa depan kamu dengan ambil Bootcamp Data Analyst with Excel sekarang juga!
Penulis: Lisya Zuliasyari
Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab
Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar
Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab
Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini
