Analisis Data dengan Mengenal Syarat dan Contoh Paired T-Test
Analisis data merupakan proses inti untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat dari banyaknya jumlah data yang digunakan dalam penelitian. Agar dapat mengetahui metode mana yang tepat digunakan untuk analisis data, tentunya kita harus mengenal data yang kita miliki. Hal ini karena tidak semua data bisa dianalisis dengan metode analisis yang sama. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan hal-hal apa saja yang menjadi syarat dari penggunaan suatu metode. Tentu saja kita baru bisa menggunakan metode tersebut jika syarat yang ada telah terpenuhi.
Paired T-Test atau Uji Beda T merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk analisa data. Biasanya, uji ini akan digunakan untuk melihat perbandingan atau komparatif dari dua variabel. Data yang digunakan untuk melakukan uji ini adalah data kuantitatif, artinya datanya haruslah memiliki skala data interval dan rasio. Uji ini dikenal juga dengan istilah pairing T-Test. Lalu apa saja sih persyaratan lain untuk menggunakan uji ini? Nah, dalam artikel ini akan dibahas mengenai pengertian, syarat, dan contoh dari Paired T-Test. Yuk, simak penjelasannya!
1. Pengertian Paired T-Test
Paired T-Test merupakan uji parametrik yang dapat digunakan pada dua data berpasangan. Tujuan dari uji ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata antara dua sampel yang saling berpasangan atau berhubungan. Karena berpasangan, maka data dari kedua sampel harus memiliki jumlah yang sama atau berasal dari sumber yang sama. Misalkan jika kedua sampel tidak saling berhubungan ataupun tidak memiliki jumlah data yang sama, maka dapat menggunakan Uji Independent Sample T-Test.
Baca juga : Data Analisis : 2 Jenis Metode yang Penting Untuk Kamu Tahu dalam Analisis Data
2. Syarat Paired T-Test
Paired T-Test merupakan bagian dari analisis parametrik sehingga hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah datanya harus berdistribusi normal. Tentu untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah berdistribusi normal atau belum maka harus dilakukan uji kenormalan atau uji normalitas terlebih dahulu. Jika seandainya uji normalitas tidak terpenuhi, maka alternatif yang dapat digunakan adalah uji Wilcoxon yang merupakan analisis statistik non parametrik.
3. Contoh Paired T-Test
Contoh Paired T-Test adalah ketika peneliti ingin menguji apakah ada perbedaan tinggi tanaman sebelum diberikan obat anti hama dan setelah diberikan perlakuan (obat anti hama). Dalam hal ini tentu saja objek yang akan diteliti merupakan objek yang sama, karena kita sebagai peneliti perlu mengukur apakah ada perbedaan rata-rata nilai sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Setelah diuji kenormalannya, data yang digunakan telah normal, maka data ini bisa diuji menggunakan metode Paired T-Test.
Baca juga : Langkah-Langkah Menggunakan Teknik Analisis Data Kualitatif
4. Mulai Belajar Data Science dan Kenali Teknik Analisis Data
Kamu tertarik belajar Data Science? Yuk, mulai bersama DQLab! Sign up sekarang pada DQLab.id dan nikmati pengalaman belajar praktis dan aplikatif, terapkan analisis data dengan belajar Data Science sekarang! Selamat mecoba!
Penulis : Gifa Delyani Nursyafitri
Editor : Annissa Widya Davita