Apakah Fitur Merge Queries pada Excel Power Query Mirip SQL?
Dalam pengolahan data, baik SQL (Structured Query Language) maupun Excel Power Query memiliki satu tujuan yang sama yaitu menyatukan data dari berbagai sumber agar bisa dianalisis secara lebih efektif. Salah satu fitur pada Excel Power Query yang sering dianggap sebagai “SQL versi visual” adalah Merge Queries.
Tapi, apakah benar fitur yang dimiliki Excel ini memang mirip dengan perintah JOIN di SQL? Mari kita bahas lebih dalam.
1. Apa Itu Merge Queries di Excel Power Query?
Merge Queries adalah salah satu fitur utama dalam Power Query yang memungkinkan pengguna untuk menggabungkan dua atau lebih tabel berdasarkan kolom yang memiliki nilai yang sama. Fitur ini bekerja layaknya proses JOIN pada SQL, namun disajikan dalam antarmuka visual yang lebih ramah bagi pengguna non-teknis.
Ketika kamu menggunakan Merge Queries, Power Query akan memintamu untuk memilih dua tabel, lalu menentukan kolom kunci dari masing-masing tabel sebagai dasar penggabungan. Setelah proses penggabungan, kamu akan diberikan opsi untuk meng-expand atau mengambil kolom mana saja dari tabel hasil merge yang ingin disertakan dalam tabel akhir.
Kekuatan Merge Queries terletak pada kemudahannya dalam mengintegrasikan berbagai sumber data seperti Excel, CSV, Web, atau bahkan database. Pengguna tidak perlu menulis satu baris kode pun untuk melakukan penggabungan data, cukup dengan beberapa klik. Hal ini sangat membantu terutama bagi para analis data atau pengguna bisnis yang bekerja dengan banyak dataset namun tidak memiliki latar belakang pemrograman.
Merge Queries tidak hanya mempercepat proses pengolahan data, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan logika yang kerap terjadi saat menulis kode SQL manual.
Baca Juga: Bootcamp Data Analyst with Excel
2. Kelebihan Excel Power Query Dibanding SQL JOIN
Salah satu keunggulan utama Power Query dibandingkan SQL JOIN adalah pendekatan berbasis visualnya. Dengan Power Query, pengguna tidak perlu memahami sintaks atau logika SQL yang terkadang rumit. Antarmuka yang disediakan memungkinkan pengguna untuk memilih tabel, kolom, dan tipe penggabungan dengan mudah melalui menu dropdown dan dialog intuitif. Hal ini menjadikan Power Query sangat cocok untuk pengguna Excel yang ingin melakukan analisis data tingkat lanjut tanpa harus mempelajari pemrograman terlebih dahulu.
Selain itu, Power Query menyediakan fitur-fitur tambahan yang secara otomatis mencatat setiap langkah transformasi data ke dalam panel "Applied Steps". Ini memungkinkan pengguna untuk menelusuri kembali langkah-langkah yang sudah dilakukan, melakukan revisi, atau menghapus bagian tertentu tanpa mengulang dari awal.
Dibandingkan SQL yang memerlukan penulisan ulang query untuk perubahan kecil, Power Query memberikan fleksibilitas dan efisiensi yang sangat tinggi terutama dalam proyek data yang iteratif dan sering berubah.
3. Kapan Harus Gunakan SQL dan Kapan Menggunakan Excel Power Query?
SQL merupakan pilihan terbaik ketika bekerja dengan database skala besar, membutuhkan query yang kompleks, atau ketika data tersimpan dalam sistem manajemen basis data (DBMS) seperti MySQL, PostgreSQL, atau SQL Server. SQL memberikan kontrol penuh atas pengolahan data, memungkinkan pengguna untuk menggabungkan banyak tabel, melakukan agregasi tingkat lanjut, subquery, dan pengurutan hasil dalam satu query yang efisien.
Bagi pengguna yang sudah menguasai SQL, bahasa ini menawarkan kecepatan dan fleksibilitas tinggi dalam menjelajahi dan memanipulasi data.
Sebaliknya, Excel Power Query lebih cocok digunakan saat pengguna bekerja dengan file lokal seperti Excel, CSV, atau sumber data dari internet. Ini sangat ideal untuk data analisis cepat, laporan berkala, atau integrasi dari beberapa file yang tidak terlalu besar.
Power Query memungkinkan kamu membuat pipeline transformasi data tanpa coding dan dapat di-refresh kapan saja ketika sumber data diperbarui. Jika pekerjaan yang kamu lakukan lebih sering melibatkan Microsoft Excel dan fokus pada visualisasi data dalam workbook, maka Power Query adalah pilihan yang sangat tepat.
Baca Juga: Belajar Fungsi Tanggal & Waktu di Excel
4. Transformasi lanjutan dari SQL dan Excel Power Query
Dalam SQL, transformasi data lanjutan dilakukan dengan menyusun query-query yang kompleks. Contohnya termasuk penggunaan subquery, CTE (Common Table Expressions), fungsi agregasi seperti SUM, AVG, atau fungsi window seperti ROW_NUMBER() dan RANK(). SQL juga mendukung operasi transformasi berbasis kondisi (CASE WHEN), penggabungan kolom (CONCAT), serta manipulasi waktu dan tanggal yang sangat presisi. Namun, semua ini memerlukan pemahaman sintaks SQL yang kuat dan terkadang sulit dipahami bagi pengguna non-teknis.
Sementara itu, Power Query juga mendukung transformasi data lanjutan namun dengan cara yang lebih visual dan modular. Misalnya, pengguna dapat membagi kolom, menambahkan kolom kustom menggunakan rumus M Language, mengelompokkan data (Group By), melakukan pivot/unpivot, hingga menerapkan logika bersyarat layaknya IF...THEN...ELSE.
Meski M Language di balik Power Query bisa digunakan untuk scripting yang lebih dalam, Power Query tetap mempertahankan sifatnya sebagai alat self-service BI yang bisa digunakan tanpa coding. Dengan begitu, transformasi data menjadi lebih mudah diakses oleh pengguna lintas bidang. Tak hanya programmer, tetapi juga analis, akuntan, hingga staf administrasi.
Merge Queries di Excel Power Query memang mirip dengan SQL JOIN, terutama dalam konsep dan fungsi dasarnya. Bedanya, Power Query menawarkan pengalaman visual dan cocok untuk pengguna Excel yang ingin menggabungkan data tanpa perlu mempelajari bahasa SQL. Dengan memahami keduanya, kamu bisa memilih alat yang paling efisien sesuai konteks pekerjaanmu. Entah itu mengolah laporan bulanan di Excel, atau melakukan query kompleks dalam data warehouse menggunakan SQL. Selamat mencoba!
FAQ
1. Apakah Merge Queries di Power Query sama dengan JOIN di SQL?
Secara konsep, ya. Merge Queries di Power Query bekerja seperti SQL JOIN yakni menggabungkan dua tabel berdasarkan satu atau lebih kolom kunci. Bedanya, Merge Queries disajikan dalam bentuk antarmuka visual yang tidak memerlukan penulisan kode, sementara SQL JOIN memerlukan pemahaman sintaks SQL.
2. Kapan sebaiknya saya menggunakan Power Query daripada SQL?
Gunakan Power Query saat pengguna bekerja dengan file Excel, CSV, atau sumber data kecil-menengah dan ingin melakukan pengolahan data tanpa coding. Power Query sangat cocok untuk laporan rutin dan pengguna non-teknis. Sebaliknya, gunakan SQL jika kamu sedang mengelola database besar, membutuhkan query kompleks, atau bekerja langsung di lingkungan DBMS.
3. Apakah Power Query bisa melakukan transformasi lanjutan seperti SQL?
Ya, Power Query mendukung transformasi lanjutan seperti Group By, Pivot, logika bersyarat, hingga fungsi kustom menggunakan M Language. Meski tidak sekuat SQL untuk operasi kompleks seperti subquery atau CTE, Power Query tetap powerful dan efisien untuk kebutuhan analisis data harian di Excel.
Kalau kamu mau makin mahir dan dapetin pengalaman hands-on langsung, yuk gabung di Bootcamp Data Analyst with Excel dari DQLab! Di bootcamp ini, kamu bakal belajar cara maksimalin Excel untuk analisis data, termasuk analisis biaya, bareng mentor berpengalaman. Daftar sekarang di DQLab Bootcamp Data Analyst with Excel dan mulai perjalanan jadi data analyst andal!
Penulis: Reyvan Maulid
Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab
Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar
Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab
Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini
