PAYDAY SUPER SALE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 18 Jam 43 Menit 28 Detik

Apakah Regresi adalah Algoritma Machine Learning yang Tergampang Dipahami?

Belajar Data Science di Rumah 06-September-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/3-longtail-senin-07-2024-10-27-121956_x_Thumbnail800.jpg

Machine learning kini menjadi salah satu bidang yang banyak menarik perhatian, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Banyak algoritma ditawarkan untuk memecahkan berbagai masalah, mulai dari klasifikasi, prediksi, hingga pengenalan pola. Namun, di antara sekian banyak algoritma, regresi sering disebut sebagai salah satu yang paling mudah dipahami. Hal ini membuat regresi kerap diajarkan pada tahap awal pembelajaran machine learning bagi pemula.

Namun, benarkah klaim ini sepenuhnya tepat? Apakah regresi memang sesederhana yang sering digambarkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu melihat dari berbagai sudut pandang seperti definisi, alasan kemudahan, serta tantangan dalam penerapannya. Artikel ini mengulas lebih dalam mengenai regresi dan menimbang apakah layak disebut sebagai algoritma machine learning yang paling mudah dipahami. Mari sama-sama cari tahu jawabannya lewat penjelasan berikut sahabat DQLab!

1. Apa Itu Regresi dalam Machine Learning?

Regresi adalah metode dalam supervised learning yang bertujuan memprediksi nilai kontinu berdasarkan data masukan. Contoh sederhananya adalah memprediksi harga rumah berdasarkan ukuran bangunan, jumlah kamar, dan lokasi. Menurut GeeksforGeeks, bentuk paling mendasar dari regresi adalah linear regression, yang menggunakan garis lurus untuk merepresentasikan hubungan antara variabel input (features) dengan variabel target (output).

Model regresi bekerja dengan mencari garis terbaik (line of best fit) yang dapat meminimalkan selisih antara nilai aktual dan prediksi. Garis ini dinyatakan dalam persamaan linear sederhana: y = m x + b, di mana m adalah slope atau kemiringan, sedangkan b adalah intercept. Kesederhanaan persamaan ini membuat regresi mudah dijelaskan secara visual maupun matematis. Oleh sebab itu, regresi sering dipilih sebagai pintu masuk untuk mempelajari algoritma machine learning.


Baca Juga: Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner


2. Mengapa Regresi Sering Dianggap Mudah Dipahami?

Salah satu alasan utama mengapa regresi dianggap mudah adalah sifatnya yang sederhana dan intuitif. Dengan hanya membayangkan garis lurus yang berusaha mendekati titik-titik data, pemula bisa dengan cepat memahami konsep dasarnya. Tidak hanya itu, koefisien pada model regresi dapat langsung diinterpretasikan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel target.

Selain kesederhanaan, regresi juga sangat efisien dari segi komputasi. Model ini tidak memerlukan daya pemrosesan besar sehingga bisa digunakan bahkan pada perangkat dengan spesifikasi rendah. Lebih jauh, regresi menjadi dasar bagi banyak algoritma lain seperti logistic regression maupun neural network. Artinya, memahami regresi tidak hanya membantu menyelesaikan masalah sederhana, tetapi juga membangun fondasi untuk memahami model machine learning yang lebih kompleks

3. Apa Tantangan dan Keterbatasan Metode Regresi?

Meskipun regresi dianggap mudah, bukan berarti algoritma ini tanpa kelemahan. Salah satu keterbatasan utamanya adalah asumsi bahwa hubungan antar variabel bersifat linear. Dalam praktiknya, data dunia nyata sering kali menunjukkan hubungan non-linear yang tidak bisa ditangkap hanya dengan garis lurus. Jika asumsi ini dilanggar, akurasi model regresi dapat menurun drastis.

Selain itu, regresi sangat sensitif terhadap outlier atau data pencilan. Satu atau dua data yang ekstrem dapat mengubah posisi garis regresi secara signifikan. Masalah lain yang sering muncul adalah multikolinearitas, yaitu kondisi ketika variabel input saling berkorelasi tinggi sehingga memengaruhi stabilitas koefisien. Bahkan, penelitian terbaru dari arXiv menyoroti bahwa interpretasi regresi dalam konteks Explainable AI (XAI) tetap tidak sesederhana yang dibayangkan, karena adanya normalisasi, ketidakpastian, dan keterkaitan antar fitur.


Baca Juga: Mengenal NLP, Salah Satu Produk Machine Learning


4. Apakah Benar Regresi adalah Algoritma yang Paling Mudah Dipahami?

Bila dibandingkan dengan algoritma lain seperti decision tree, random forest, atau neural network, regresi memang relatif lebih sederhana. Banyak kursus online dan buku teks menempatkan regresi sebagai topik awal sebelum masuk ke algoritma yang lebih rumit. Situs edukasi seperti Dataquest dan TowardsAI bahkan secara eksplisit menekankan bahwa linear regression adalah algoritma yang ideal untuk pemula.

Namun, kemudahan ini sifatnya relatif. Dalam tahap dasar, regresi memang mudah dipahami. Tetapi ketika masuk ke tahap penerapan nyata, interpretasi koefisien, asumsi statistik, dan validasi model tetap membutuhkan pemahaman mendalam. Artinya, menyebut regresi sebagai “paling mudah dipahami” harus disertai catatan bahwa kemudahan ini berlaku pada level pengantar, bukan pada level penerapan yang lebih kompleks.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa regresi memang layak dianggap sebagai algoritma machine learning yang paling mudah dipahami, khususnya bagi pemula. Kesederhanaan persamaan matematisnya, kemampuan interpretatifnya, serta efisiensi komputasinya membuat regresi menjadi pintu masuk ideal dalam dunia machine learning. Namun, mudah dipahami bukan berarti bebas dari tantangan. Asumsi linearitas, sensitivitas terhadap outlier, dan masalah multikolinearitas tetap menjadi hal yang harus diperhatikan. Regresi memang mudah dipahami pada tahap awal pembelajaran, namun pemahaman lebih mendalam tetap diperlukan untuk menghindari jebakan dalam penerapannya.


FAQ

1. Apakah regresi memang algoritma machine learning yang paling mudah dipahami?

Ya, regresi sering dianggap paling mudah dipahami karena menggunakan persamaan sederhana (y = m x + b) dan dapat divisualisasikan dengan garis lurus. Banyak kursus dan buku menjadikannya sebagai materi pengantar sebelum algoritma yang lebih kompleks.

2. Apa tantangan utama dalam memahami regresi?

Meskipun sederhana, regresi memiliki keterbatasan. Model ini mengasumsikan hubungan antar variabel selalu linear, padahal data nyata sering kali non-linear. Selain itu, regresi sensitif terhadap outlier dan bisa bermasalah bila terjadi multikolinearitas antar variabel input.

3. Apakah pemahaman regresi cukup untuk menjadi data scientist?

Tidak. Regresi adalah langkah awal yang baik, tetapi untuk menjadi data scientist, seseorang perlu memahami algoritma lain seperti decision tree, random forest, dan neural networks. Regresi memberi fondasi penting, namun penerapan nyata machine learning memerlukan pemahaman lebih luas dan mendalam


Gimana sahabat DQ? Seru banget kan membahas soal machine learning beserta modelnya. Eits, kalau kamu masih bingung soal model machine learning, tenang aja. Yuk, segera ambil kesempatan untuk Sign Up dengan bergabung bersama DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.

Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!


Penulis: Reyvan Maulid

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini