TERMURAH HARGA RAMADHAN! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 Bulan hanya Rp 99K!
0 Hari 1 Jam 48 Menit 30 Detik

Bagging: Teknik Ensembel yang Bikin Performa Model AI Makin Kuat!

Belajar Data Science di Rumah 11-Februari-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/3-longtail-jumat-07-2025-02-11-194827_x_Thumbnail800.jpg

Di era AI yang semakin canggih, membangun model machine learning yang akurat dan andal bukanlah tugas yang mudah. Salah satu teknik yang sering digunakan untuk meningkatkan performa model adalah Bagging. Teknik ini membantu mengurangi varians dalam model dan membuatnya lebih stabil dalam menangani berbagai jenis data. Dengan pendekatan yang cerdas dan sistematis, Bagging telah menjadi favorit di dunia data science dan machine learning. Tapi, bagaimana sebenarnya cara kerja teknik ini, dan mengapa begitu penting?


1. Memahami Lebih Dalam Apa Itu Bagging?

Bagging, atau Bootstrap Aggregating, adalah teknik ensembel yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi model dengan mengurangi varians. Konsep dasarnya adalah membangun beberapa model prediktif secara paralel menggunakan dataset yang di-resampling secara acak. Setiap model kemudian menghasilkan prediksinya sendiri, dan hasil akhirnya ditentukan dengan agregasi, baik melalui rata-rata (untuk regresi) maupun voting mayoritas (untuk klasifikasi). Metode ini sangat populer dalam model Random Forest, yang merupakan pengembangan dari Decision Tree.


2. Mengapa Bagging Penting untuk Meningkatkan Performa Model AI?

Ketika membangun model machine learning, salah satu tantangan utama adalah mengatasi overfitting dan underfitting. Overfitting terjadi ketika model terlalu menyesuaikan dengan data training, sehingga gagal dalam memprediksi data baru. Sebaliknya, underfitting membuat model tidak cukup menangkap pola dalam data. Bagging menjadi solusi dengan menurunkan varians model tanpa meningkatkan bias, sehingga hasil prediksinya lebih stabil dan akurat.


Selain itu, Bagging juga membuat model lebih robust terhadap noise dalam data, karena setiap model individu hanya melihat sebagian data yang berbeda dari yang lain. Dengan pendekatan ini, model menjadi lebih generalizable dan tidak mudah terpengaruh oleh data yang mungkin mengandung anomali.


Baca juga: Bootstrap Aggregating pada Machine Learning Model


3. Cara Melakukan Bagging dengan Efektif dan Efisien

Bagging terdiri dari beberapa langkah utama. Pertama, dilakukan Bootstrap Sampling, yaitu mengambil beberapa subset dari dataset asli dengan cara sampling acak dengan pengembalian. Artinya, satu sampel bisa muncul lebih dari sekali dalam satu subset. Setelah itu, setiap subset digunakan untuk melatih model individu yang berbeda.


Setelah model individu selesai dilatih, langkah selanjutnya adalah menggabungkan prediksi dari semua model tersebut. Untuk regresi, metode agregasi yang digunakan adalah rata-rata dari semua prediksi model. Sedangkan untuk klasifikasi, metode voting mayoritas digunakan untuk menentukan hasil akhir. Proses ini membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil model lebih stabil dibandingkan jika hanya menggunakan satu model saja.


4. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Bagging

Meskipun Bagging memiliki banyak keuntungan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakannya. Pertama, teknik ini bekerja paling baik pada model dengan varians tinggi, seperti Decision Tree. Model yang terlalu sederhana atau memiliki bias tinggi mungkin tidak mendapat manfaat yang maksimal dari Bagging.


Kedua, meskipun Bagging membantu mengurangi varians, teknik ini tidak selalu meningkatkan performa jika model individu yang digunakan sudah cukup kuat. Dalam beberapa kasus, pendekatan Boosting bisa lebih efektif untuk meningkatkan akurasi model dengan mengurangi bias.


Selain itu, Bagging bisa menjadi lebih mahal secara komputasi, terutama jika melibatkan banyak model individu. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya harus diperhitungkan dengan baik, terutama ketika menangani dataset dalam skala besar.


FAQ:

  1. Mengapa Bagging lebih efektif pada model dengan varians tinggi?

    Jawabannya, karena model dengan varians tinggi, seperti Decision Tree, cenderung overfitting terhadap data training. Dengan menerapkan Bagging, varians dapat dikurangi, sehingga model lebih stabil dalam memprediksi data baru.

  1. Bagaimana cara memilih antara Bagging dan Boosting untuk masalah tertentu?

    Jawabannya, jika model cenderung overfitting, maka Bagging adalah pilihan yang lebih baik karena mengurangi varians. Namun, jika model memiliki bias tinggi dan kinerjanya masih kurang baik, Boosting dapat membantu dengan memperbaiki kesalahan model secara bertahap.

  1. Bagaimana cara mengoptimalkan Bagging agar hasilnya lebih maksimal?

    Jawabannya ada beberapa cara untuk mengoptimalkan Bagging termasuk menyesuaikan jumlah model individu, memilih model dasar yang tepat (misalnya, Decision Tree yang lebih dalam atau lebih dangkal), dan menggunakan teknik feature selection untuk memastikan bahwa model bekerja dengan fitur yang paling relevan.


Nah, jadi gimana? Kamu tertarik untuk mempelajari terkait Bagging secara lebih dalam, serta menerapkannya untuk pekerjaanmu? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.


Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!


Penulis: Lisya Zuliasyari



Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login