12.12 SUPER SALE! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 2 Jam 35 Menit 45 Detik

Cara Memetakan Tren Teknologi dengan Metode Skill Gap Analysis

Belajar Data Science di Rumah 12-Desember-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/longtail-selasa-07-2023-09-12-134753_x_Thumbnail800.jpg

Perubahan teknologi dalam beberapa tahun terakhir bergerak jauh lebih cepat dibanding era sebelumnya. Artificial Intelligence, automasi, data science dan transformasi digital mengubah cara industri bekerja sehingga skill yang relevan lima tahun lalu dapat menjadi usang dalam waktu singkat. Tidak sedikit pekerja yang akhirnya merasa kehilangan arah karena tidak mengetahui kompetensi apa yang harus dipelajari agar tetap kompetitif di pasar kerja. Kondisi inilah yang membuat pemetaan tren industri menjadi kebutuhan dasar bagi siapa pun yang ingin mempertahankan atau meningkatkan nilai profesionalnya.

Dalam situasi seperti itu, metode Skill Gap Analysis menjadi alat yang sangat tepat digunakan. Teknik ini membantu kita membandingkan skill yang dimiliki saat ini dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri, berdasarkan data, laporan, dan tren yang terverifikasi. Laporan seperti Future of Jobs Report milik World Economic Forum (WEF) dan analisis pasar tenaga kerja dari LinkedIn menjadi rujukan penting yang dapat memberikan gambaran akurat mengenai kebutuhan skill masa depan. Berikut adalah cara memetakan tren teknologi dengan menggunakan skill gap analysis untuk meraih karir di bidang data science. Simak penjelasannya, yuk, sahabat DQLab!

1. Tentukan industri atau spesialisasi yang kamu incar

Langkah pertama dalam melakukan Skill Gap Analysis adalah menentukan industri atau spesialisasi karier yang ingin dituju. Memilih industri yang terlalu luas sering membuat analisis menjadi tidak efektif dan membingungkan. Sebaliknya, menentukan sektor spesifik seperti data, teknologi kesehatan, pemasaran digital, UI/UX, atau kecerdasan buatan, kamu dapat menyusun analisis kompetensi dengan fokus yang jelas. Pendekatan ini memudahkan proses pencarian informasi tren dan skill yang benar-benar dibutuhkan.

Untuk memperkuat pemetaan, lakukan quick scan menggunakan laporan dari McKinsey, Deloitte, dan World Economic Forum. Lihat juga topik konferensi teknologi besar, seperti Google I/O atau Microsoft Build, untuk mengetahui arah perkembangan teknologi terkini. Mengamati lowongan kerja yang meningkat di LinkedIn Jobs dan Jobstreet dapat memberi sinyal kuat mengenai sektor yang sedang naik daun. Semakin banyak sumber dibandingkan, semakin akurat gambaran tren industri yang kamu peroleh.


Baca Juga: Cara Membuat Portfolio Profesional untuk Melamar Kerja yang Mengesankan dan Relevan


2. Kumpulkan Daftar Skill Masa Depan dari Sumber Kredibel

Setelah menentukan industri, langkah berikutnya adalah mengumpulkan daftar skill masa depan dari berbagai sumber terpercaya. Caranya bisa dimulai dengan membaca 15-20 deskripsi lowongan kerja yang berasal dari perusahaan berbeda. Dari situ, kamu bisa melihat skill apa saja yang paling sering muncul, baik itu skill teknis maupun nonteknis.

Selain lowongan kerja, gunakan laporan seperti Future of Jobs Report (WEF) dan analisis kompetensi dari LinkedIn Workforce Report untuk memperkuat daftar skill. Kamu juga dapat merangkum data tersebut menggunakan AI agar prosesnya lebih cepat dan terstruktur. Dengan menggabungkan berbagai referensi, kamu akan mendapatkan daftar 10–15 skill yang benar-benar relevan dengan masa depan industri. Daftar inilah yang nantinya digunakan sebagai acuan utama dalam analisis.


3. Buat Daftar Skill yang Kamu Miliki Saat Ini

Untuk dapat melakukan perbandingan, kamu harus menyusun daftar skill yang dimiliki saat ini. Tulis seluruh kemampuan teknis, software yang dikuasai, pengalaman kerja, dan soft skills yang mendukung peran profesionalmu. Setelah itu, berikan skor 1-5 pada setiap skill untuk mengukur tingkat penguasaan secara objektif. Metode skoring sederhana ini akan mempermudah proses analisis di tahap berikutnya.

Jika memungkinkan, mintalah pendapat dua hingga tiga rekan kerja atau atasan untuk memberikan penilaian tambahan. Insights dari orang lain dapat memberikan perspektif yang lebih jujur dan seimbang terkait kemampuanmu. Penilaian ini penting karena sering kali kita merasa sudah cukup ahli, padahal industri menuntut standar yang lebih tinggi. Semakin akurat penilaian awal, semakin baik hasil analisis gap-nya.


Baca Juga: Tips Menemukan Arah untuk Memilih Jalur Karier di Bidang Data Sesuai Kepribadian


4. Lakukan Skill Gap Analysis

Tahap inti dari proses ini adalah menyandingkan daftar skill industri dengan daftar skill yang kamu miliki. Buat tabel perbandingan yang memuat kolom “skill”, “kebutuhan industri”, “level saat ini”, dan “gap”. Dengan format ini, kamu dapat melihat secara visual mana skill yang sudah dimiliki dan mana yang masih perlu ditingkatkan. Pendekatan visual ini membantu proses pengambilan keputusan yang lebih terarah.

Setelah itu, beri kategori prioritas pada setiap gap yang muncul. Prioritas dapat ditentukan berdasarkan urgensi industri, dampak pada karier jangka panjang, atau tingkat kesulitan belajar. Skill yang gap-nya tinggi dan memiliki urgensi besar harus ditempatkan sebagai prioritas utama. Dengan demikian, kamu bisa fokus belajar pada bidang yang memberikan dampak terbesar untuk perkembangan kariermu.


5. Susun Roadmap Belajar 3-6 Bulan

Setelah mengetahui gap yang ada, saatnya menyusun roadmap belajar yang realistis untuk enam bulan ke depan. Pilih 3 skill dengan gap tertinggi dan pecah menjadi target bulanan. Mulai dari tahap memahami teori dasar, latihan intensif, hingga membuat proyek kecil. Menggunakan metode project-based learning akan membuat skill yang kamu pelajari lebih cepat melekat dan siap digunakan dalam konteks profesional.

Manfaatkan platform pembelajaran seperti Coursera, Udacity, Dicoding, atau kelas profesional di YouTube sesuai kebutuhan skill yang ingin dikuasai. Atur jadwal belajar mingguan sehingga progres dapat dipantau dengan jelas. Semakin rinci roadmap yang disusun, semakin besar kemungkinan kamu bisa mencapai target yang ditetapkan. Roadmap ini juga bisa diperbarui secara berkala saat tren industri berubah.

Mengikuti perubahan teknologi bukan sekadar kemampuan untuk terus belajar, tetapi juga kemampuan membaca arah perkembangan industri dengan strategi yang tepat. Metode Skill Gap Analysis memberikan kerangka kerja yang sistematis agar kamu tidak tersesat dalam melimpahnya informasi mengenai tren teknologi. Analisis yang bersumber dari data WEF, Linkedin, McKinsey, hingga berbagai laporan industri membuat proses perencanaan karier menjadi lebih jelas.

Jika diterapkan secara konsisten setiap 6-12 bulan, analisis ini akan membantu kamu memahami bagaimana dunia kerja bergerak dan apa yang harus dipersiapkan sejak dini. Kamu bukan hanya belajar skill baru, tapi membangun kompetensi yang benar-benar dibutuhkan pasar kerja.


FAQ

1. Mengapa Skill Gap Analysis penting dilakukan di era perubahan teknologi yang cepat?

Skill Gap Analysis membantu kamu mengidentifikasi kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang dibutuhkan industri sekarang dan di masa depan. Dengan perubahan teknologi yang berlangsung cepat, analisis ini memastikan kamu mempelajari skill yang benar-benar relevan, bukan sekadar mengikuti tren sesaat. Hasilnya, arah karier menjadi lebih jelas, terukur, dan sesuai kebutuhan pasar kerja.

2. Sumber apa saja yang bisa digunakan untuk memetakan tren skill industri?

Beberapa sumber kredibel yang disebutkan dalam narasi antara lain: Future of Jobs Report dari World Economic Forum (WEF), laporan pasar tenaga kerja LinkedIn Talent Insights, serta analisis dari McKinsey dan Deloitte. Selain itu, kamu juga bisa memantau puluhan lowongan kerja di LinkedIn atau Jobstreet sebagai data aktual mengenai skill yang paling dicari perusahaan.

3. Berapa lama waktu ideal untuk menyusun roadmap belajar setelah melakukan Skill Gap Analysis?

Roadmap belajar yang efektif biasanya dibuat untuk periode 3–6 bulan agar cukup realistis dan terukur. Dalam rentang waktu ini, kamu dapat membagi proses belajar ke beberapa tahap: memahami dasar, latihan intensif, hingga membuat proyek kecil atau portofolio. Roadmap dapat diperbarui secara berkala sesuai perubahan tren industri atau jika kamu sudah mencapai target tertentu.

Jangan lewatkan kesempatan eksklusif ini! Daftarkan diri kamu sekarang untuk mengikuti Beasiswa DQ dari DQLab dan dapatkan akses GRATIS selama satu bulan ke 96+ modul Data Science, 15+ proyek berbasis industri, AI Chatbot 24/7, E-Certificate, serta kesempatan networking dengan komunitas data.

Cara Daftar:

  • Buat akun di academy.dqlab.id atau klik button di kanan bawah.

  • Masukkan kode BEASISWADQ di halaman Redeem Voucher.

  • Nikmati akses belajar Data Science selama 1 bulan penuh!

Kuota terbatas hanya untuk 100 peserta, jadi segera buat akun di academy.dqlab.id atau klik button di kanan bawah, lalu masukkan kode BEASISWADQ di halaman Redeem Voucher untuk mulai belajar Data Science secara profesional!


Penulis: Reyvan Maulid

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini