PAYDAY SUPER SALE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 1 Jam 22 Menit 15 Detik

Cara Memilih Jenis Grafik Terbaik untuk Presentasi Data Analyst

Belajar Data Science di Rumah 25-Agustus-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/309a0c4b0d9d1c6453678160e9112598_x_Thumbnail800.jpeg

Dalam pekerjaan seorang data analyst, mengolah data saja tidak cukup. Kemampuan untuk menyajikan data dalam bentuk visual yang jelas dan persuasif sangat menentukan kualitas insight yang disampaikan.

Salah memilih jenis grafik bisa membuat audiens salah paham atau bahkan kehilangan fokus pada inti pesan yang ingin kamu sampaikan. Artikel ini akan membahas bagaimana memilih jenis grafik yang tepat untuk presentasi bisnis, lengkap dengan contoh penerapannya.

1. Mengapa Pemilihan Grafik Sangat Penting?

Visualisasi data merupakan jembatan antara data mentah dan keputusan bisnis. Studi dari MIT menunjukkan bahwa otak manusia memproses informasi visual 60.000 kali lebih cepat dibandingkan teks (MIT, 2014).

Jika data analyst hanya menyajikan tabel panjang tanpa visualisasi, risiko miskomunikasi meningkat. Grafik yang tepat akan membantu stakeholders memahami tren, perbandingan, dan pola data secara cepat sehingga pengambilan keputusan lebih akurat.


Baca juga: Bootcamp Data Analyst with Python & SQL


2. Jenis-Jenis Grafik yang Umum Digunakan dalam Presentasi Bisnis

Dalam dunia bisnis, data yang kompleks sering kali perlu disederhanakan agar mudah dipahami. Salah satu cara paling efektif adalah dengan menggunakan grafik yang tepat. Berikut adalah jenis-jenis grafik yang paling umum dipakai dalam presentasi bisnis beserta fungsinya masing-masing.

a. Grafik Batang (Bar Chart)

Bar chart adalah grafik paling populer untuk membandingkan kategori. Misalnya, perbandingan penjualan tiap produk atau performa cabang bisnis. Survei oleh Datawrapper (2022) menemukan bahwa 65% profesional bisnis lebih mudah memahami bar chart dibandingkan bentuk grafik lainnya untuk perbandingan sederhana.

b. Grafik Garis (Line Chart)

Grafik garis cocok untuk menunjukkan tren waktu, misalnya pertumbuhan revenue bulanan atau jumlah pengguna aplikasi dari tahun ke tahun. Gartner (2021) menyebut bahwa line chart adalah visualisasi paling efektif untuk memperlihatkan tren jangka panjang dalam data bisnis.

c. Grafik Lingkaran (Pie/Donut Chart)

Pie chart sering dipakai untuk menampilkan proporsi, misalnya pangsa pasar perusahaan. Namun, penggunaannya harus hati-hati. Menurut penelitian Nielsen Norman Group (2020), pie chart hanya efektif jika kategori yang dibandingkan tidak lebih dari 5 bagian. Jika terlalu banyak, sebaiknya gunakan bar chart.

d. Grafik Area (Area Chart)

Mirip dengan line chart, tetapi menekankan akumulasi nilai. Cocok untuk memperlihatkan kontribusi tiap komponen terhadap total dalam periode tertentu, misalnya proporsi channel penjualan online vs offline.

e. Scatter Plot (Diagram Pencar)

Scatter plot membantu mengidentifikasi hubungan antar variabel, misalnya korelasi antara belanja iklan dan jumlah pembelian. Menurut Harvard Business Review (2021), scatter plot sangat penting untuk menemukan pola tersembunyi atau outlier dalam data bisnis.

f. Dashboard/Combo Chart

Kombinasi beberapa grafik dalam satu dashboard memberi gambaran holistik. Misalnya, line chart untuk revenue, bar chart untuk distribusi produk, dan pie chart untuk pangsa pasar. Dashboard ini sering dipakai dalam presentasi kepada manajemen karena ringkas dan informatif.

3. Panduan Memilih Jenis Grafik

Dalam memilih jenis grafik untuk presentasi data bisnis, kuncinya adalah menyesuaikan bentuk visualisasi dengan pertanyaan utama yang ingin dijawab. Jika tujuanmu adalah membandingkan kategori, misalnya performa penjualan antar cabang, maka bar chart menjadi pilihan paling tepat.

Untuk menampilkan tren dari waktu ke waktu, seperti pertumbuhan pengguna atau revenue bulanan, line chart atau area chart lebih relevan. Sementara itu, jika kamu ingin menunjukkan proporsi sederhana, misalnya pangsa pasar kompetitor, pie chart atau donut chart bisa digunakan.

Lain halnya ketika fokusnya pada hubungan antar variabel, seperti pengaruh biaya iklan terhadap jumlah pembelian, scatter plot adalah pilihan terbaik. Dan jika kamu perlu menyajikan banyak insight sekaligus kepada manajemen, kombinasi beberapa grafik dalam bentuk dashboard akan jauh lebih efektif.

Prinsip dasarnya, jangan sekadar memilih grafik yang menarik secara visual, tapi pastikan grafik tersebut menjawab pertanyaan bisnis secara jelas.


Baca juga: Data Analyst vs Data Scientist


4. Contoh Kasus Penggunaan Grafik di Presentasi Bisnis

Bayangkan kamu seorang data analyst yang diminta membuat presentasi performa kuartalan untuk perusahaan e-commerce. Presentasi ini perlu memberikan gambaran menyeluruh mulai dari penjualan, tren, hingga efektivitas pemasaran.

Misalnya:

  • Untuk perbandingan kategori produk, gunakan bar chart agar manajemen bisa langsung melihat produk mana yang paling laku dan mana yang tertinggal.

  • Untuk perkembangan transaksi per bulan, gunakan line chart agar tren pertumbuhan atau penurunan terlihat jelas dari waktu ke waktu.

  • Untuk kontribusi metode pembayaran seperti transfer bank, e-wallet, dan COD, gunakan pie chart sehingga audiens bisa memahami proporsi tiap metode secara cepat.

  • Untuk efektivitas biaya iklan, gunakan scatter plot yang memperlihatkan hubungan antara budget marketing dan jumlah pembeli baru. Outlier juga bisa terlihat jelas di sini.

Terakhir, rangkum semua informasi dalam dashboard interaktif yang menggabungkan beberapa grafik sehingga manajemen bisa mendapatkan gambaran besar sekaligus detail tanpa harus membuka laporan terpisah.

Dengan pendekatan seperti ini, setiap grafik punya peran yang jelas, audiens tidak bingung, dan insight yang disampaikan bisa langsung dihubungkan dengan keputusan strategis bisnis.

Memilih grafik terbaik bukan soal estetika semata, tapi tentang bagaimana menyampaikan data dengan jelas, relevan, dan berdampak. Seorang Data Analyst yang mampu menguasai visualisasi data akan lebih dipercaya oleh stakeholder karena insight yang disampaikan lebih mudah dipahami dan actionable.

Kalau kamu ingin mengasah skill ini lebih dalam, termasuk praktik langsung membuat visualisasi bisnis dengan Python, SQL, atau tools lainnya, kamu bisa bergabung dengan Bootcamp Data Analyst with Python and SQL dari DQLab. Bootcamp ini dirancang untuk membekali kamu dengan keterampilan analisis data yang aplikatif sekaligus membangun portofolio profesional.

FAQ:

1. Bagaimana cara mengetahui grafik mana yang paling tepat untuk digunakan?

Pilih grafik berdasarkan tujuan analisis dan audiens. Misalnya, untuk tren jangka waktu gunakan line chart, untuk perbandingan antar kategori gunakan bar chart, sedangkan untuk proporsi gunakan pie chart. Intinya, jangan memilih grafik hanya karena terlihat menarik, tetapi pastikan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

2. Apakah boleh menggunakan lebih dari satu jenis grafik dalam satu presentasi?

Boleh, bahkan sangat disarankan. Setiap grafik punya keunggulannya masing-masing. Kombinasi grafik bisa membantu audiens memahami data dari berbagai perspektif, asalkan tidak berlebihan dan tetap konsisten dengan tujuan utama.

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini