11.11 BIG SALEEE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 6 Jam 45 Menit 45 Detik

Dasar Konsep Machine Learning yang Perlu Dipahami Pemula

Belajar Data Science di Rumah 30-Oktober-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/3-longtail-senin-07-2024-10-27-121956_x_Thumbnail800.jpg

Machine learning (ML) adalah salah satu bidang paling menarik dan berkembang pesat di era digital. Berdasarkan laporan LinkedIn Emerging Jobs Report 2024, permintaan untuk posisi seperti Machine Learning Engineer dan Data Scientist meningkat hingga 35% per tahun di Indonesia.

Namun sebelum kamu bisa membangun model yang canggih, penting untuk memahami dasar-dasar konsep machine learning terlebih dahulu. Artikel ini akan membimbing kamu mengenal konsep fundamental ML, mulai dari pengertiannya, komponennya, hingga proses kerjanya dalam membangun model prediksi sederhana.

1. Apa Itu Machine Learning?

Machine learning adalah cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang memungkinkan komputer belajar dari data tanpa perlu diprogram secara eksplisit. Singkatnya, mesin dilatih dengan data agar bisa mengenali pola, membuat prediksi, atau mengambil keputusan secara otomatis.

Sebagai contoh, ketika kamu melihat sistem rekomendasi di Netflix atau hasil prediksi cuaca di ponselmu. Itu semua bekerja berkat algoritma machine learning. Menurut IBM Research (2023), lebih dari 90% perusahaan besar di Asia Pasifik telah menggunakan atau sedang menguji implementasi ML untuk efisiensi operasional dan analisis prediktif.

2. Komponen Utama dalam Machine Learning

Sebelum membangun model, kamu perlu mengenal tiga komponen utama ML, yaitu:

  • Data: Bahan baku utama yang digunakan untuk melatih model. Semakin baik kualitas datanya, semakin akurat hasil modelmu.

  • Model: Algoritma atau metode yang digunakan untuk menemukan pola dalam data (contohnya Linear Regression, Decision Tree, atau Neural Network).

  • Evaluasi: Langkah untuk mengukur seberapa baik model bekerja menggunakan metrik tertentu seperti accuracy atau RMSE.

Ketiga komponen ini bekerja secara berurutan dan saling berkaitan. Jika salah satu lemah, hasil prediksi juga bisa meleset.


Baca juga: Bootcamp Machine Learning & AI for Beginner


3. Proses Kerja Machine Learning

Supaya lebih mudah dipahami, berikut langkah-langkah dasar bagaimana model machine learning dibangun dari nol:

a. Siapkan Lingkungan dan Library

Kamu bisa menggunakan Python sebagai bahasa pemrograman utama, karena mendukung banyak library ML seperti scikit-learn, pandas, dan NumPy. Platform seperti Google Colab atau Jupyter Notebook juga bisa kamu pakai untuk menulis dan mengeksekusi kode tanpa perlu instalasi rumit.

b. Siapkan Data Sederhana

Data bisa berasal dari file CSV, database, atau API. Misalnya kamu memiliki dataset harga rumah dengan kolom seperti luas bangunan, jumlah kamar, dan harga jual.

c. Pisahkan Fitur dan Target

Berikutnya adalah memisahkan antara fitur (features) dan target (label). Fitur adalah variabel input yang digunakan model untuk belajar, seperti luas bangunan, lokasi, atau jumlah kamar dalam data harga rumah.

Sementara target adalah nilai yang ingin diprediksi, misalnya harga rumah. Dengan pemisahan ini, model bisa mengenali hubungan matematis antara variabel input dan output secara lebih terstruktur.

d. Bagi Data Menjadi Training dan Testing

Agar model tidak hanya “hafal” data yang sudah ada, dataset perlu dibagi menjadi dua bagian: training set dan testing set. Umumnya, pembagian dilakukan dengan proporsi 80:20, dimana 80% data untuk melatih model dan 20% untuk mengujinya.

Tujuannya agar kita bisa melihat seberapa baik model bekerja pada data baru yang belum pernah dilihat sebelumnya (generalization). Langkah ini sangat penting untuk mencegah overfitting, yaitu kondisi ketika model terlalu menyesuaikan diri dengan data training.

e. Buat dan Latih Model

Setelah data siap, kamu bisa mulai membangun model menggunakan algoritma machine learning. Untuk pemula, algoritma sederhana seperti Linear Regression, Decision Tree, atau K-Nearest Neighbors (KNN) sudah cukup baik untuk dipelajari.

Proses pelatihan dilakukan menggunakan fungsi fit() dari library seperti scikit-learn. Di sinilah model mulai “belajar” dari data. Model akan mencoba menemukan pola atau hubungan matematis antar variabel untuk membuat prediksi yang akurat.

f. Uji Model dengan Data Testing

Langkah selanjutnya adalah menguji model dengan data testing menggunakan fungsi predict(). Hasil dari prediksi ini kemudian dibandingkan dengan nilai aktual untuk melihat apakah model benar-benar mampu memprediksi dengan baik.

Misalnya, jika model memprediksi harga rumah Rp500 juta sementara harga aslinya Rp520 juta, berarti model cukup akurat namun masih bisa ditingkatkan. Proses ini menjadi dasar dalam mengukur performa dan keandalan model di dunia nyata.

g. Evaluasi Model

Tahap evaluasi digunakan untuk menilai seberapa efektif model dalam melakukan prediksi. Kamu bisa menggunakan metrik seperti Mean Absolute Error (MAE), Root Mean Squared Error (RMSE), atau R² Score tergantung jenis model yang digunakan.

Evaluasi yang baik membantu kamu menentukan apakah model sudah cukup layak digunakan atau masih perlu dilakukan optimasi. Menurut laporan Google AI (2024), sekitar 65% data scientist pemula gagal dalam proyek pertama mereka karena kurang memahami pentingnya tahap evaluasi ini. Jadi jangan dilewatkan, ya!


Baca juga: Mengenal NLP, Salah Satu Produk Machine Learning


4. Metrik Evaluasi dalam Machine Learning

Evaluasi model penting agar kamu tidak hanya fokus membuat model yang “terlihat bagus”, tapi juga benar-benar efektif.

Berikut beberapa metrik yang umum digunakan:

  • Accuracy: Seberapa banyak prediksi yang benar (umum digunakan pada klasifikasi).

  • Precision dan Recall: Cocok untuk masalah dengan ketidakseimbangan data (misalnya deteksi penipuan).

  • Mean Squared Error (MSE): Digunakan pada model regresi untuk mengukur seberapa besar selisih antara prediksi dan nilai sebenarnya.

Menurut Google AI Report (2024), 70% kesalahan umum pemula dalam proyek ML terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap evaluasi model, bukan pada algoritmanya.

Machine learning tidak hanya soal menulis kode, tetapi juga tentang memahami konsep di balik data dan model. Dengan menguasai dasarnya, kamu akan lebih siap menghadapi proyek yang lebih kompleks seperti deep learning atau AI automation.

Kalau kamu ingin belajar machine learning secara terstruktur, praktis, dan langsung praktek dengan data nyata, kamu bisa mulai lewat DQLab Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner. Di sini kamu akan belajar langkah demi langkah membangun model ML, memahami metrik evaluasi, dan membangun portofolio yang siap dilihat oleh rekruter!


FAQ:

1. Tools apa yang paling cocok untuk pemula belajar Machine Learning?

Untuk pemula, Python adalah bahasa paling direkomendasikan karena memiliki library populer seperti scikit-learn, pandas, dan matplotlib yang mudah digunakan. Selain itu, kamu bisa memanfaatkan platform seperti Google Colab untuk latihan tanpa perlu instalasi lokal.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memahami dasar Machine Learning?

Rata-rata, pemula bisa memahami konsep dasar Machine Learning dalam 1–3 bulan dengan belajar rutin dan praktik proyek sederhana. Misalnya, memprediksi harga rumah atau mengklasifikasi data bunga Iris. Dengan konsistensi dan bimbingan yang tepat, kamu bisa mulai membuat model sederhana bahkan di bulan pertama.

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini