11.11 BIG SALEEE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 9 Jam 51 Menit 27 Detik

Langkah-Langkah Membuat Portfolio Data Analyst DQLab

Belajar Data Science di Rumah 07-Mei-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/7989b32bba31786e337b9e3cd7d58963_x_Thumbnail800.jpg

Membangun karier sebagai data analyst bukan hanya soal belajar teori dan menguasai tools, tapi juga soal membuktikan kemampuan melalui proyek nyata. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memiliki portofolio yang solid.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang langkah-langkah membuat portofolio data analyst yang efektif, terutama bagi kamu yang sedang mulai dari awal atau ingin memperkuat daya saing di dunia kerja.


1. Tentukan Tujuan dan Audiens

Langkah awal dalam membangun portofolio adalah memahami untuk siapa dan untuk apa portofolio tersebut dibuat. Apakah tujuannya untuk melamar kerja, mengikuti bootcamp, atau memperkuat profil LinkedIn? Mengetahui audiensmu, seperti recruiter, data team, atau mentor, akan membantu menentukan jenis proyek, tingkat teknikalitas, dan gaya penyampaian yang sesuai.


Baca juga: Bootcamp Data Analyst with Python & SQL


2. Pilih Proyek yang Relevan dan Menarik

Portofolio yang kuat bukan diukur dari banyaknya proyek, melainkan dari kualitas dan relevansinya. Pilih proyek yang mencerminkan minat dan kompetensi kamu, seperti analisis data penjualan, prediksi churn pelanggan, atau studi perilaku pengguna aplikasi. Pastikan proyek tersebut menyelesaikan masalah nyata atau memberikan insight yang bisa ditindaklanjuti.


3. Kumpulkan dan Gunakan Data

Sumber data adalah fondasi proyekmu. Gunakan dataset publik dari platform seperti Kaggle, Google Dataset Search, atau bahkan dari sumber pemerintah. Jika ingin tantangan lebih, kamu bisa mencoba web scraping atau menggunakan API terbuka. Pastikan data yang digunakan legal dan etis untuk dibagikan secara publik.


4. Lakukan Analisis dan Dokumentasi

Tahap ini merupakan inti dari proses data analysis. Bersihkan data dari anomali, lakukan eksplorasi statistik, dan visualisasikan pola yang ditemukan. Penting juga untuk mendokumentasikan seluruh proses dengan jelas. Mulai dari tujuan analisis, metode yang digunakan, serta insight yang diperoleh, agar audiens bisa mengikuti alur berpikir kamu.


5. Gunakan Tools yang Relevan

Tools yang kamu gunakan dalam proyek akan memperkuat kredibilitasmu sebagai data analyst. Python dan SQL adalah dua tools utama yang wajib dikuasai. Selain itu, kamu bisa memanfaatkan Jupyter Notebook, Google Colab, Tableau, Power BI, atau Excel untuk visualisasi dan presentasi hasil. Gunakan tools sesuai kompleksitas proyek dan kebutuhan audiens.


6. Publikasikan Portofolio

Setelah proyek selesai, pastikan hasil kerjamu bisa diakses oleh orang lain. Gunakan GitHub untuk membagikan kode dan dokumentasi. Kamu juga bisa membuat dashboard interaktif di Tableau Public atau membagikan insight melalui blog dan LinkedIn. Tujuannya adalah agar portofolio kamu terlihat, dibaca, dan diapresiasi oleh calon perekrut atau rekan profesional.


Baca juga: Data Analyst vs Data Scientist


7. Update Secara Berkala

Portofolio yang baik adalah portofolio yang hidup. Jangan biarkan portofoliomu berhenti di satu atau dua proyek. Terus kembangkan dengan proyek baru, perbarui tampilan visualisasi, atau tambahkan pendekatan analisis yang lebih kompleks. Ini akan menunjukkan bahwa kamu aktif belajar dan berkembang.

Portofolio adalah bukti nyata kompetensimu sebagai data analyst. Mulai dari memahami tujuan, memilih proyek, hingga mempublikasikan hasil, semua langkah tersebut penting untuk membangun personal brand yang kuat.


Bagi kamu yang ingin belajar sambil membangun portofolio nyata, kamu bisa mulai dari sekarang bersama DQLab lewat program Bootcamp Data Analyst with Python and SQL. Di sana, kamu akan dibimbing untuk membuat proyek-proyek analitik dari awal hingga siap dipresentasikan dalam portofolio profesional.

Yuk segera persiapkan karir data analyst mu dengan matang bersama DQLab!


FAQ:

1. Apakah portofolio wajib dimiliki untuk melamar kerja sebagai data analyst?

Ya, portofolio sangat membantu perekrut dalam menilai kemampuan teknis dan cara berpikir analitis kamu, terutama jika kamu belum punya pengalaman kerja formal.

2. Apakah perlu mahir semua tools data analyst untuk membuat portofolio?

Tidak harus. Fokus saja pada tools dasar seperti Python dan SQL, lalu tambahkan alat visualisasi seperti Tableau atau Power BI sesuai kebutuhan.

3. Bagaimana cara menulis deskripsi proyek di GitHub?

Gunakan bahasa yang jelas dan ringkas. Tuliskan tujuan proyek, proses analisis, serta insight utama yang diperoleh. Gunakan format Markdown agar lebih rapi.

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini