PAYDAY SUPER SALE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 3 Jam 55 Menit 40 Detik

Portofolio Data Analyst dengan Visualisasi Excel Tingkat Lanjut

Belajar Data Science di Rumah 14-Juli-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/1-longtail-rabu-08-2025-06-19-145850_x_Thumbnail800.jpg

Membangun portofolio sebagai data analyst bukan hanya soal analisis, tapi juga bagaimana kamu menyajikan data agar mudah dipahami. Meski saat ini banyak tools canggih seperti Tableau atau Power BI, Excel masih jadi tool favorit terutama untuk visualisasi yang cepat, fleksibel, dan powerful. Buat kamu yang sedang menyusun portofolio, teknik visualisasi Excel tingkat lanjut bisa jadi pembeda yang membuat karyamu standout.

1. Mengapa Visualisasi Excel Masih Relevan untuk Portofolio?

Banyak orang menganggap Excel sebagai tool dasar. Padahal, dengan fitur-fitur lanjutannya, Excel bisa sangat fleksibel dalam membangun visualisasi data. Keunggulannya? Hampir semua stakeholder familiar dengan Excel, jadi hasil visualisasimu lebih mudah diterima dan diapresiasi.

Untuk portofolio, ini jadi nilai tambah karena kamu bisa menunjukkan kemampuan menggunakan tool sederhana menjadi output yang kompleks dan profesional.


Baca juga: Bootcamp Data Analyst with Excel


2. Ciri-Ciri Visualisasi Excel Tingkat Lanjut

Visualisasi tingkat lanjut dalam Excel bukan sekadar mengganti warna chart atau memilih grafik yang unik. Ada beberapa ciri yang membedakan visualisasi "biasa" dengan yang advanced:

  • Interaktif: Menggunakan dropdown, slicer, atau tombol untuk filter data.

  • Responsif: Chart otomatis berubah mengikuti input data.

  • Kaya informasi: Menyajikan insight yang mendalam dalam tampilan yang ringkas.

  • Clean & readable: Desainnya tetap rapi, tidak membingungkan pembaca.

  • Menggunakan fitur lanjutan: Seperti formula kompleks, Named Ranges, atau Conditional Formatting yang strategis.


3. Jenis Visualisasi Excel Advance yang Menarik untuk Portofolio

Sebelum membuat, pastikan kamu punya narasi data yang jelas. Setelah itu, coba eksplor jenis-jenis visualisasi berikut yang bisa kamu tampilkan dalam portofoliomu:

a. Dynamic Dashboard Penjualan Bulanan

Dashboard ini memungkinkan pengguna memilih bulan atau kategori tertentu melalui slicer atau dropdown, lalu melihat grafik yang otomatis berubah berdasarkan filter tersebut. Gunakan PivotTable, PivotChart, dan fungsi seperti SUMIFS untuk membuat dashboard yang interaktif.

b. Heatmap Kinerja Tim dengan Conditional Formatting

Heatmap memanfaatkan Conditional Formatting untuk memberi warna otomatis berdasarkan nilai tertentu, semakin tinggi performa, warnanya makin intens. Ini membantu pembaca mengenali tren atau outlier dalam satu kali lihat. Visualisasi ini cocok untuk menampilkan data performa individu, tim, atau divisi secara menyeluruh dan visual.

c. Trend Analisis dan Forecasting

Grafik tren digunakan untuk menunjukkan perkembangan data dari waktu ke waktu, misalnya pertumbuhan penjualan atau trafik pengguna. Dengan menambahkan fungsi FORECAST.LINEAR atau tren polinomial, kamu bisa memperkirakan data di masa depan. Jenis visualisasi ini mencerminkan kemampuan analitis kamu, bukan sekadar tampilan.

d. Progress Tracker atau Gantt Chart Sederhana

Visualisasi ini membantu memantau jadwal atau progres proyek dalam bentuk batang horizontal. Gunakan Stacked Bar Chart dan sesuaikan warnanya untuk membedakan tahapan atau status. Meski sederhana, Gantt Chart bisa menunjukkan bahwa kamu mengerti manajemen proyek dan mampu menyajikannya secara visual.

e. Multi-category Comparison dengan Radar atau Waterfall Chart

Radar chart cocok untuk membandingkan beberapa kategori atau tim dalam satu lingkaran visual, misalnya skill set antar karyawan. Sementara waterfall chart membantu menjelaskan bagaimana nilai akhir terbentuk dari penjumlahan dan pengurangan, misalnya dalam laporan keuangan.


Baca juga: Belajar Fungsi Tanggal & Waktu di Excel


4. Tips Menyusun Visualisasi Excel untuk Portofolio

Supaya visualisasi Excel kamu benar-benar standout di mata recruiter atau klien potensial, perhatikan beberapa tips berikut:

  • Pilih topik yang relevan dan kontekstual (misalnya: penjualan, customer satisfaction, HR metrics).

  • Gunakan warna yang konsisten dan hindari warna mencolok yang tidak perlu.

  • Berikan insight, bukan hanya tampilan, jelaskan apa yang bisa dipelajari dari visualisasi tersebut.

  • Tampilkan keterlibatan teknismu, jelaskan bagaimana kamu membuat chart atau fitur interaktif tersebut.

  • Sisipkan file Excel interaktif atau link demo (jika memungkinkan) agar pembaca bisa mencoba langsung.

Kalau kamu ingin benar-benar menguasai visualisasi Excel tingkat lanjut dan langsung punya portofolio profesional, kamu bisa mulai belajar lewat bootcamp data analyst with Excel dari DQLab yang fokus ke praktik nyata. Apa saja keunggulannya?

  • Langsung praktik membuat dashboard dan visualisasi tingkat lanjut

  • Belajar step-by-step dari data mentah hingga insight

  • Dapat sertifikat dan proyek portofolio yang bisa ditampilkan ke HR

  • Cocok untuk pemula, tidak perlu background IT

Segera daftar dan buat portofoliomu lebih menarik!


FAQ:

1. Apakah visualisasi Excel masih relevan di industri data saat ini?

Ya, Excel tetap digunakan luas, terutama di lingkungan bisnis dan non-teknis. Kemampuan menyajikan data dengan Excel akan sangat dihargai.

2. Apa saja contoh visualisasi Excel tingkat lanjut?

Contohnya termasuk dynamic dashboard, heatmap kinerja, forecasting, Gantt Chart, hingga radar dan waterfall chart.

3. Apakah visualisasi seperti ini bisa dibuat tanpa coding?

Bisa! Excel menyediakan banyak fitur visualisasi yang powerful tanpa perlu coding—cukup dengan formula dan fitur bawaan seperti Conditional Formatting, PivotTable, dan chart builder.

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini