Teknik Pengumpulan Data Primer dan Sekunder untuk Penelitian
Pengumpulan data adalah metode sistematis untuk mengumpulkan dan mengukur informasi dari berbagai sumber demi menemukan solusi atau jawaban atas pertanyaan yang relevan. Agar dapat memprediksi fenomena atau tren di masa depan, seorang peneliti harus melakukan evaluasi yang akurat terhadap data yang dikumpulkan.
Pengumpulan data dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data mentah yang dikumpulkan langsung dari sumbernya untuk pertama kali, sedangkan data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan, diuji, dan dipublikasikan oleh pihak lain sebelumnya.
Pengumpulan data bisa berasal dari berbagai sumber, tergantung pada sifat dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan pun harus sesuai dengan jenis penelitian, perencanaan, serta desain studi yang telah disusun. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain: survei, wawancara, observasi, eksperimen, hingga telaah dokumen dan literatur.
Pada artikel kali ini, DQLab akan menjelaskan apa saja metode yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder. Jadi tunggu apa lagi? Yuk simak artikel ini sampai akhir!.
1. Mengumpulkan Data dengan Metode Survei dan Membaca Sumber Literasi
Survei adalah metode pengumpulan data primer untuk tujuan penelitian. Informasi atau data dikumpulkan melalui kuesioner yang sebagian besar berdasarkan pengalaman individu atau kelompok mengenai fenomena tertentu. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data atau informasi melalui survei, salah satunya adalah dengan menggunakan kuesioner berbasis web dan kuesioner konvensional menggunakan kertas (formulir cetak).
Survei dapat dilakukan secara online, offline, tatap muka, atau melalui media lain seperti telepon dan SMS. Metode ini tergolong hemat biaya karena peserta dapat mengisi kuesioner secara mandiri. Jika menggunakan perangkat lunak survei yang berkualitas, proses ini juga dapat diotomatisasi dengan mudah.
Data yang didapatkan dengan metode ini umumnya lebih mudah untuk dianalisis. Namun, penting untuk memastikan bahwa tingkat respons (response rate) dari survei memadai. Baruch dan Holtom (2008), dalam studi terhadap 490 penelitian organisasi, menemukan bahwa tingkat respons rata-rata adalah 52,7% untuk individu dan 35,7% untuk organisasi. Mereka menekankan bahwa rendahnya tingkat respons dapat menimbulkan bias non-respons, yang berpotensi mendistorsi hasil penelitian.
Sementara itu, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menelaah literatur atau sumber-sumber yang sudah dipublikasikan. Sumber ini bisa berupa buku teks, laporan pemerintah, artikel jurnal, koran, majalah, hingga makalah konferensi. Riset sekunder ini penting sebagai langkah awal dalam proyek penelitian, karena dapat membantu peneliti mengetahui apakah topik yang serupa sudah pernah dikaji sebelumnya. Bahkan jika belum ada yang secara langsung meneliti hal serupa, penelitian sekunder tetap memberikan landasan teori dan pemahaman konteks yang lebih kuat. Peneliti juga bisa menemukan celah riset (research gap) atau inspirasi untuk menyusun hipotesis yang lebih tajam.
Penelitian sekunder adalah metode pencarian informasi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ini adalah langkah awal yang baik untuk memahami konteks riset dan menemukan celah yang belum banyak diteliti. Meskipun tidak selalu relevan sepenuhnya dengan topik utama, riset sekunder tetap memberikan dasar yang kuat untuk merumuskan hipotesis.
Baca Juga: Data Analyst vs Data Scientist
2. Mengumpulkan Data dengan Metode Wawancara dan Observasi
Wawancara adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang memungkinkan peneliti menggali informasi mendalam dari narasumber. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka langsung, melalui telepon, atau video call, tergantung pada kebutuhan dan sumber daya. Metode ini memang memerlukan biaya dan waktu lebih karena melibatkan pewawancara yang kompeten, serta perlengkapan yang memadai. Namun demikian, wawancara menghasilkan data yang kaya, bukan hanya dari isi jawaban, tetapi juga dari observasi peneliti terhadap ekspresi, intonasi, dan bahasa tubuh responden. Wawancara sendiri terbagi menjadi tiga jenis: terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur.
Selain wawancara individu, peneliti juga dapat menggunakan metode focus group, yaitu wawancara yang dilakukan terhadap beberapa partisipan secara bersamaan dalam bentuk diskusi terbuka. Sesi focus group biasanya dipandu oleh seorang moderator, dan memiliki kelebihan dalam hal efisiensi waktu serta dinamika antara partisipan yang seringkali memunculkan ide-ide baru. Meski begitu, diskusi kelompok juga memiliki tantangan tersendiri, seperti arah pembicaraan yang bisa melebar ke topik yang tidak relevan, sehingga moderator harus cakap dalam mengendalikan jalannya diskusi.
Observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati subjek atau lingkungan penelitian secara langsung. Observasi terbagi menjadi tiga jenis:
Observasi terkontrol, di mana peneliti menggunakan protokol standar dalam pengamatan,
Observasi alami, yang dilakukan dalam situasi sehari-hari tanpa intervensi,
Observasi partisipatif, di mana peneliti ikut terlibat dalam aktivitas subjek yang diteliti.
Melalui observasi, peneliti bisa menangkap perilaku dan pola aktivitas yang mungkin tidak terungkap dalam wawancara atau survei..
3. Mengumpulkan Data Melalui Dokumen dan Catatan
Metode pengumpulan data dari dokumen dan catatan dilakukan dengan cara memeriksa dokumen dan catatan organisasi yang ada untuk melacak perubahan selama periode waktu tertentu. Catatan dapat dilacak dengan memeriksa daftar panggilan, email, database, notulensi rapat, laporan staf, dan lain sebagainya.
Contoh penggunaan metode ini adalah misalnya sebuah perusahaan ingin mengidentifikasi mengapa ada banyak review negatif dan keluhan dari pelanggan mengenai produk dan layanan. Pada kasus ini, perusahaan akan melihat catatan produk atau layanan mereka dan mencatat interaksi antara karyawan dengan pelanggan untuk menemukan hal apa yang menyebabkan banyaknya review negatif.
Baca Juga: Bootcamp Data Analyst with SQL and Python
4. Mengumpulkan Data Melalui Eksperimen
eksperimen adalah metode penelitian dimana hubungan kausal antara dua variabel sedang diperiksa. Salah satu variabel dapat dimanipulasi dan variabel lainya akan diukur. Kedua variabel ini diklasifikasikan sebagai variabel terikat dan variabel bebas. Dalam eksperimen, sebagian besar data dikumpulkan berdasarkan sebab dan akibat dari dua variabel yang diteliti. Jenis penelitian ini biasanya digunakan di kalangan peneliti medis dan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
FAQ
1. Apa perbedaan utama antara data primer dan data sekunder dalam penelitian?
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama melalui metode seperti survei, wawancara, atau observasi. Sementara itu, data sekunder adalah data yang sudah pernah dikumpulkan dan dipublikasikan oleh pihak lain, seperti dalam bentuk buku, laporan, atau artikel jurnal.
2. Mengapa focus group dianggap lebih efisien dibanding wawancara satu per satu?
Focus group lebih efisien karena melibatkan beberapa partisipan dalam satu sesi diskusi, sehingga peneliti bisa mendapatkan berbagai pandangan dalam waktu singkat. Interaksi antarpartisipan juga dapat memunculkan ide atau opini baru yang tidak muncul dalam wawancara individu.
3. Kapan sebaiknya peneliti menggunakan riset sekunder sebelum memulai riset primer?
Peneliti sebaiknya memulai dari riset sekunder untuk mengetahui apakah topik serupa sudah pernah diteliti. Ini membantu memperkuat pemahaman, menemukan celah riset, serta menyusun hipotesis yang lebih tajam sebelum terjun ke pengumpulan data primer.
Jadi, kalau kamu tertarik untuk berkarir sebagai Data Analyst yang menguasai teknik Data Cleaning secara handal, ini adalah saat yang tepat! Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Di sini, kamu bisa belajar dari dasar hingga tingkat lanjut dengan materi dan tools yang relevan dengan kebutuhan industri, bahkan tanpa latar belakang IT. Belajar kapan saja dan di mana saja dengan fleksibilitas penuh, serta didukung oleh fitur eksklusif Ask AI Chatbot 24 jam!
Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi?
Jadi, tunggu apa lagi? Segera persiapkan diri untuk menguasai keterampilan di bidang data dan teknologi dengan subscribe modul premium, atau ikuti Bootcamp Data Analyst with SQL and Python sekarang juga!
Penulis: Reyvan Maulid
Postingan Terkait
Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab
Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar
Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab
Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini
