PAYDAY SUPER SALE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 1 Jam 54 Menit 48 Detik

Apa itu AI? Ini Konsep, Cara Kerja, dan Penerapannya

Belajar Data Science di Rumah 23-Juli-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/2-longtail-senin-09-2024-11-04-213933_x_Thumbnail800.jpg

Seiring berjalannya waktu, istilah AI (Artificial Intelligence) kini sudah semakin melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat hampir di seluruh penjuru dunia. Dari tugas kuliah, pekerjaan di kantor, hingga posting pekerjaan sehari-hari, siapa sih yang tidak pernah menggunakan bantuan AI? Tapi, apakah pemahaman masyarakat sejalan dengan penerapannya di dunia nyata?

Hasil survei dari Pew Research Center (Agustus–November 2024) menunjukkan bahwa 90% orang dewasa di AS pernah mendengar AI, namun hanya sekitar 30% yang benar-benar memahami penerapannya sehari-hari. Dengan kata lain, awareness tinggi, tapi insight masih minim. Oleh karenanya, MinQ akan ajakin Sahabat DQ untuk mengupas kembali secara lebih dalam esensi dari AI. Mulai dari konsep hingga penerapannya. Let’s go!


1. Esensi Teknologi AI

Secara sederhana, AI adalah ilmu dan teknologi yang meniru kemampuan berpikir manusia, seperti belajar (machine learning), menyimpulkan (reasoning), hingga memecahkan masalah (problem solving). Salah satunya bentuk paling populer saat ini adalah Generative AI, seperti ChatGPT dan Midjourney.

Menurut studi Stanford pada Februari 2025, masyarakat memberikan berbagai metafora tentang AI, ada yang bilang “AI itu seperti alat” tapi ada juga yang bilang “AI itu pencuri pekerjaan.” Meski beragam, mayoritas cenderung melihat AI sebagai entitas yang kompeten dan “hangat”. Mengapa definisi ini penting? Supaya kita paham benar apa itu esensi dari teknologi AI, bukan sekadar liputan hype semata.


2. Pentingnya AI di Era Digitalisasi

AI kini sudah menjadi bagian dari keseharian, terutama bagi Gen Z dan milenial. Dari rekomendasi konten di media sosial hingga penggunaan chatbot, AI bukan lagi teknologi masa depan, melainkan kenyataan digital yang akrab. Memahami cara kerja AI menjadi penting agar generasi ini tidak sekadar menjadi pengguna pasif, tapi juga mampu mengoptimalkannya untuk inovasi dan daya saing, khususnya di dunia kerja dan industri kreatif.

Bagi pelajar dan mahasiswa, AI menawarkan cara belajar yang lebih cepat dan cerdas. Mulai dari membantu mencari referensi, menganalisis data, hingga menyusun draft tulisan, AI dapat menjadi asisten akademik yang efisien. Namun, penggunaannya tetap perlu dibarengi dengan etika, AI bukan pengganti proses berpikir, melainkan alat bantu untuk memperdalam pemahaman dan meningkatkan kualitas karya ilmiah.

Di kalangan profesional, AI terbukti meningkatkan efisiensi kerja. Survei ActiveCampaign (2025) menunjukkan 77% pekerja merasa produktivitasnya naik setelah menggunakan AI dalam aktivitas sehari-hari, seperti analisis pasar, customer service otomatis, hingga optimasi kampanye pemasaran. Di sektor keuangan, AI bahkan memangkas biaya operasional secara signifikan, menurut laporan Bureau Works (2025).

Sementara itu, untuk para data enthusiast dan pencari kerja, pemahaman AI menjadi aset penting. Laporan McKinsey (2025) mencatat bahwa lebih dari 75% perusahaan global kini telah menggunakan AI di setidaknya satu lini bisnis mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan teknis seperti machine learning, pemrograman Python, dan analisis data semakin dibutuhkan di pasar kerja modern.


Baca juga: Machine Learning Specialist, Karir Hot Sampai 2025


3. Cara Teknologi AI Bekerja

AI yang diimplementasikan dalam berbagai teknologi bisa bekerja dengan baik melalui beberapa langkah penting. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Pelatihan Model (Training)

AI dilatih menggunakan data dalam jumlah besar untuk mengenali pola. Misalnya, model seperti ChatGPT mempelajari miliaran kata melalui arsitektur transformer agar bisa memahami konteks bahasa. Proses ini dibantu teknik deep learning dan Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF) untuk meningkatkan kualitas respons.

  1. Inferensi (Inference)

Setelah dilatih, AI digunakan untuk memproses input baru. Model menghitung respons berdasarkan pola yang telah dipelajari sebelumnya. Tahap ini sangat cepat dan digunakan dalam banyak aplikasi seperti rekomendasi film, asisten virtual, hingga sistem chatbot.

  1. Evaluasi dan Fine-Tuning

Sebelum digunakan luas, AI dievaluasi untuk memastikan akurasi, relevansi, dan menghindari bias. Tahap ini sering dilengkapi dengan fine-tuning untuk kasus penggunaan tertentu, misalnya untuk dunia kesehatan, hukum, atau edukasi.

  1. Pengawasan Etika (AI Governance)

AI harus diawasi agar tidak menimbulkan disinformasi atau diskriminasi. Praktik etis mencakup audit data, transparansi algoritma, serta kepatuhan terhadap regulasi seperti GDPR di Eropa atau RUU PDP di Indonesia.


Baca juga: Bootcamp Machine Learning & AI for Beginner


4. Penerapan AI dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Saat ini penerapan teknologi AI sudah merambah hampir di seluruh aspek kehidupan manusia. Berikut beberapa contoh yang impactnya cukup besar:

  1. Kesehatan

Menurut Statista, AI di bidang kesehatan menyumbang ~15,7 % dari total pasar global AI. Pada 2023, pasar ini diperkirakan US$ 22,4 miliar dan diproyeksi tumbuh hingga US$ 173,6 miliar pada 2029. AI digunakan untuk deteksi kanker lewat CT/MRI hingga robot bedah. Di AS, sekitar 65 % orang setuju AI digunakan dalam skrining kanker kulit.

  1. Fintech

Di India, penetrasi fintech mencapai 87 % pada 2021 dan AI jadi tulang punggungnya lewat anti-fraud, personalisasi produk, hingga underwriting otomatis. Global, sektor AI finansial diperkirakan US$ 38,4 miliar pada 2024, tumbuh jadi US$ 190 miliar pada 2030.

  1. Smart City

Smart city menggunakan AI untuk optimasi transportasi, energi, dan keamanan publik. Meski di Indonesia skala pilot project, kota seperti Singapura dan Dubai sudah menerapkannya.

  1. Sektor lain

Perusahaan retail menggunakan chatbot hingga 95 % interaksi customer service akan ditangani chatbot di masa depan. Di industri manufaktur, AI berperan dalam predictive maintenance dan quality control.


FAQ

Q: Apakah AI akan menggantikan pekerjaan manusia sepenuhnya?
A: Sebagian pekerjaan rutin memang bisa digantikan, tapi survei Pew (2024) menunjukkan hanya 15 % proses di perusahaan bersifat semi/full otomatis; mayoritas masih membutuhkan interaksi manusia.

Q: Bagaimana cara pelajar memanfaatkan AI?
A: Gunakan AI sebagai asisten riset: bantu cari referensi, analisis data, dan drafting tulisan. Tapi tetap cek plagiarisme, dan jangan asal copy.

Q: Bagaimana jika AI membuat kesalahan?
A: Selalu audit output AI, utamanya di bidang kritis seperti kesehatan atau hukum. AI tidak 100 % akurat dan bisa bias.


Jadi gimana? Tertarik buat mendalami penerapan AI dan Machine Learning untuk siap berkarir di era teknologi? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Mulai langkah strategis untuk masa depan kamu disini.

Kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.

Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!


Penulis: Lisya Zuliasyari

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini