Cara Melatih Creative Thinking Agar Tetap Relevan di Dunia Kerja 2026
Di tengah ekspansi teknologi dan otomatisasi AI yang semakin cepat, creative thinking menjadi salah satu keterampilan yang paling diburu perusahaan menjelang 2026. Banyak pekerjaan teknis kini bisa dibantu atau diambil alih AI, tetapi kemampuan untuk merumuskan ide baru, menawarkan perspektif berbeda, dan menghasilkan solusi kreatif tetap menjadi keunggulan manusia. Tak heran jika kreativitas justru menjadi pembeda utama yang tidak bisa digantikan algoritma di tengah perubahan yang terjadi saat ini. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk melatih, mempertajam, dan menerapkan creative thinking di bidang data science menuju 2026 nanti. Simak penjelasannya yuk sahabat DQLab!
1. Creative Time Blocking
Untuk menumbuhkan kreativitas, kamu perlu menyediakan ruang dan waktu khusus agar otak terbiasa berpikir bebas. Kamu bisa memulai dengan menyisihkan 20-30 menit setiap hari untuk melakukan aktivitas kreatif tanpa gangguan, seperti mencatat ide atau mengamati masalah dari perspektif baru. Jauhkan notifikasi atau tugas-tugas teknis agar fokusmu tidak pecah.
Baca Juga: Membongkar Insight Dunia Kerja di Bidang Data untuk Pemula
2. Teknik SCAMPER sebagai Pemantik Ide
Metode SCAMPER dapat menjadi alat sederhana tetapi efektif untuk mendorong ide-ide kreatif dengan mengajak kamu memodifikasi suatu objek atau masalah. Kamu bisa melatihnya dengan mempertanyakan apa yang bisa diganti (substitute), digabung (combine), disesuaikan (adapt), diubah (modify), dimanfaatkan kembali (put to another use), dihilangkan (eliminate), atau dibalik (reverse). Ambillah objek sederhana seperti botol air atau aplikasi harian, lalu terapkan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk menghasilkan perspektif baru. Latihan ini membantu kamu memperluas kemungkinan solusi tanpa takut salah atau dibatasi pola lama.
3. Membangun Bank Ide Digital untuk Menyimpan Inspirasi
Agar ide tidak hilang begitu saja, kamu bisa membuat bank ide digital menggunakan Notion, Google Keep, Obsidian, atau Evernote. Kamu dapat mengorganisirnya ke dalam kategori seperti Riset, Idea Dump, Draft, hingga Exploration, sehingga setiap inspirasi dapat direkam dengan rapi. Setiap kali kamu menemukan konsep menarik atau potongan pemikiran liar, masukkan ke dalam bank ide tersebut. Dengan cara ini, kamu memiliki wadah yang selalu terisi dan bisa kembali kamu eksplorasi kapan saja saat membutuhkan inspirasi baru.
Baca Juga: Data Analyst vs Data Scientist: Bedanya Apa dan Mana yang Tepat untuk Kamu?
4. Mind Mapping untuk Mengurai dan Menghubungkan Ide
Mind mapping membantu kamu memecah satu ide besar menjadi cabang-cabang kecil sehingga hubungan antar ide menjadi lebih jelas. Kamu bisa memulai dari satu kata utama, lalu mengembangkannya menjadi kategori terkait seperti tantangan, peluang, atau alternatif solusi. Gunakan aplikasi seperti XMind, MindMeister, atau cukup menggunakan kertas agar prosesnya lebih bebas. Dengan teknik ini, kamu bisa menemukan pola baru yang sebelumnya tidak terlihat dan mengembangkan solusi kreatif yang lebih matang.
5. Latihan Concept Stretching untuk Mengembangkan Perspektif
Concept stretching adalah latihan yang mendorong kamu memandang satu ide dari konteks yang jauh berbeda agar kreativitas melebar. Kamu bisa memulainya dengan memilih satu objek, lalu membayangkan bagaimana objek itu digunakan di situasi ekstrem, misalnya kursi untuk kolonisasi Mars atau aplikasi yang harus digunakan tanpa smartphone. Latihan ini melatih fleksibilitas berpikir karena memaksa kamu melepaskan batasan dunia nyata. Semakin sering dilakukan, kemampuanmu melihat peluang baru dalam berbagai situasi akan semakin terasah.
FAQ
1. Kenapa creative thinking penting untuk dunia kerja 2026?
Creative thinking menjadi penting karena banyak pekerjaan teknis mulai terbantu atau digantikan oleh AI dan otomatisasi. Di situasi seperti ini, kemampuan manusia untuk menghasilkan ide baru dan memecahkan masalah secara unik menjadi nilai yang sulit digantikan mesin. Dengan kreativitas, kamu bisa tetap relevan dan kompetitif dalam perubahan industri yang cepat.
2. Apa cara paling mudah untuk mulai melatih kreativitas setiap hari?
Cara termudah adalah menerapkan creative time blocking, yaitu menyisihkan 20–30 menit khusus untuk berpikir kreatif tanpa gangguan. Kamu bisa menggunakan waktu ini untuk brainstorming bebas, membuat mind map, atau mencatat ide apa pun yang muncul. Rutinitas singkat ini sudah cukup untuk membangun kebiasaan kreatif yang konsisten.
3. Bagaimana cara menjaga ide agar tidak hilang begitu saja?
Kamu dapat membuat bank ide digital menggunakan aplikasi seperti Notion, Google Keep, atau Obsidian. Simpan semua ide, potongan inspirasi, riset, hingga konsep mentah di satu tempat agar mudah diakses kembali. Dengan cara ini, kamu tidak hanya mengumpulkan ide, tetapi juga membangun gudang kreativitas yang bisa dieksplorasi kapan pun dibutuhkan.
Jangan lewatkan kesempatan eksklusif ini! Daftarkan diri kamu sekarang untuk mengikuti Beasiswa DQ dari DQLab dan dapatkan akses GRATIS selama satu bulan ke 96+ modul Data Science, 15+ proyek berbasis industri, AI Chatbot 24/7, E-Certificate, serta kesempatan networking dengan komunitas data.
Cara Daftar:
Buat akun di academy.dqlab.id atau klik button di kanan bawah.
Masukkan kode BEASISWADQ di halaman Redeem Voucher.
Nikmati akses belajar Data Science selama 1 bulan penuh!
Kuota terbatas hanya untuk 100 peserta, jadi segera buat akun di academy.dqlab.id atau klik button di kanan bawah, lalu masukkan kode BEASISWADQ di halaman Redeem Voucher untuk mulai belajar Data Science secara profesional!
Penulis: Reyvan Maulid
Postingan Terkait
Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab
Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar
Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab
Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini
