Dari Lulusan Biologi jadi Data Analyst, Ini Kisah Nita!

Sahabat DQ, meski status darurat kesehatan global untuk COVID-19 telah resmi dicabut oleh WHO pada bulan Mei lalu, rupanya hal ini menyisakan sederet cerita. Cerita kali ini datangnya dari seorang mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto, Nita Sofiana.

Seperti yang kita tahu, sejumlah aktivitas dan kegiatan belajar mengajar di kampus pun turut berdampak sejak pandemi melanda. Menurut Nita, saat itu banyak kegiatan praktik yang seharusnya dilakukan di dalam laboratorium, terpaksa harus dialihkan dengan belajar secara daring di rumah. Ternyata, hal ini membuatnya merasa stuck dan kurang memiliki kemampuan di lapangan. Terlebih, Nita merupakan mahasiswa akhir jurusan Biologi Murni yang memerlukan banyak kegiatan laboratorium.

Sejak saat itulah ia berinisiatif bergabung dan belajar bersama DQLab untuk menggali kemampuannya di bidang lain yakni di bidang data Analyst. Kini, Nita mahasiswi Biologi Murni berhasil meraih kesempatan bekerja full time di perusahaan ekstrusi aluminium. Seperti apa ya perjuangan Nita dalam meraih itu? Sahabat DQ, simak selengkapnya ya!

1. Tantangan Belajar Nita di Tengah Kesibukan Persiapan Skripsi

Nita yang sudah lebih dulu tergabung ke dalam DQLab, akhirnya memutuskan mengikuti program beasiswa Tetris yang memang dirancang DQLab untuk mempersiapkan generasi muda siap menghadapi industri data. 

Sebagai mahasiswa akhir yang tengah mempersiapkan skripsi, tentu bukan hal yang mudah baginya untuk bisa membagi waktu antara tugas akhir dan Tetris. Namun ia sadar, ia belum memiliki bekal apapun di dalam dunia data science. Oleh sebab itu, untuk bisa survive di dunia barunya ini, perlu perjuangan dan kerja keras.

“Jujur berat banget pas lagi nyusun ujian & skripsi terus lagi sibuk-sibuknya nya. Kalo siang sampling ke lapangan untuk skripsi, sore olah data skripsi, malam ikut kelas Tetris. Harus ada pengorbanan untuk masa depan,” begitu katanya.

Meski cukup berat, namun ia mengaku proses belajar yang ia dapatkan selama Tetris membuatnya berhasil untuk upgrade skill. Itulah yang membuatnya tetap bertahan hingga akhir.

“Karena ngajarnya dari basic pengenalan, bertahap & terstruktur, momen belajar di Tetris bikin level skill aku lebih jauh meningkat dan lebih advance. Terus banyak hal yang gak didapat di platform lain, salah satunya Pentaho, ngebantu banget buat cari kerja,” ungkap Nita.

Baca juga: Beasiswa Tetris Jebolkan Kevin Bennett Berkarir Jadi Data Analyst Intern

2. Perjuangan Usai Beasiswa Tetris Berlangsung

Berkat kerja keras dan keseriusannya mengikuti beasiswa Tetris, Nita berhasil mendapatkan kesempatang bekerja Full Time di perusahaan ekstrusi aluminium, PT Mega Persada Group. Meski beasiswa telah usai, namun perjuangannya tak henti sampai di situ. Ia pun harus tetap rajin melamar di sejumlah job portal.

Baginya, keikutsertaan Nita baik di DQLab dan Tetris, memberikannya nilai lebih dibanding yang lain. Hal ini juga yang ia anggap sebagai modal untuk bisa mendapat perhatian dari perekrut maupun perusahaan.

“Banyak ikut bootcamp itu jadi nilai plus, dari kurang lebih 7000 peserta diambil 150 untuk bisa lolos di program Tetris itu jadi nilai plus. Tetris sangat berperan dalam pencarian karir, capstone project juga saya showcase, dan itu betul-betul valid saya di-offer di perusahaan lain juga,” kata Nita.

Selain itu, menurut Nita juga ada beberapa ilmu yang menjadi senjata utamanya. Salah satunya adalah Data Journalism yang ia jadikan sebagai portofolio.

“Di Tetris ngga cuman belajar teknikal aja tapi softskillnya, buat Data Journalism juga perlu storytelling dan komunikasi harus baik. Tugas kita kasih rekomendasi, insight & solusi. Tetris sangat ngebantu banget dan jadi lebih tau gimana cara mengolah data yang bener seperti apa,” tambahnya.

3. Keseharian Nita sebagai Data Analyst 

Kini, Nita memiliki kesibukan baru sebagai Data Analyst. Sehari-hari, Nita ditugaskan untuk mengolah data penjualan selling out dari beberapa alumunium brand & branch. Selain menganalisa dari setiap produk yang ada, Nita juga menganalisa target dan membandingkan antara data penjualan dengan target. Guna menunjang aktivitasnya, ada tools yang digunakan dalam membantunya mengolah data yakni Ms. Excel, Tableau, dan Python.

Baca juga: Belajar 3 Bulan, Elkan Jeremy Berhasil Menjadi Data Analyst Intern

4. Tips Berkarir di Dunia Data, Versi Nita Seorang Non IT 

Banyak anggapan di luar sana yang menyebutkan syarat utama untuk bisa menjadi praktisi data adalah background pendidikan IT. Namun kenyataannya, banyak praktisi data yang lahir dari berbagai latar belakang pendidikan, termasuk Nita. Ia berhasil memecahkan stigma tersebut yang membuat sebagian orang merasa takut untuk terjun ke dunia data.

Nah, kali ini Nita akan berbagi tips nih  buat Sahabat DQ yang tidak memiliki background pendidikan IT tapi ingin berkarir di dunia data!

• Niat. Memang tidak mudah untuk konsisten dan bertahan pada pilihan. Apalagi, pilihan Nita kali ini tidak berada pada bidang linear perkuliahannya. Tentunya ada hal-hal yang harus dikorbankan dan diperjuangkan. Salah satunya pada akhir masa kuliah ia harus merelakan waktunya untuk belajar, sebab ia yakin dengan peluang yang ada.

• Jangan patah semangat! Dalam praktiknya memang prosesnya butuh waktu yang panjang. Apalagi, lagi-lagi background pendidikan Nita yang tidak sesuai. Ia pun kerap mengalami penolakan dari perusahaan yang ia lamar.

• Berusaha belajar & komitmen. Menurutnya, keputusan yang ia ambil menjadikan selangkah lebih cepat dari teman-temannya. Tentunya, jangan sampai hal ini membuat kita lupa diri ya, Sahabat DQ! Jangan pernah berhenti belajar dan terus menggali kemampuan kita.

Gimana Sahabat DQ, tertarik untuk mengikuti jejak Nita dan mulai belajar data science bersama DQLab? Nita sudah membuktikan, sekarang giliran kamu ya! Yuk, mulai belajar data science di dengan sign up di DQLab!