PAYDAY SUPER SALE!! DISKON 98%
Belajar Data Science Bersertifikat, 6 BULAN hanya Rp 100K!
0 Hari 3 Jam 38 Menit 12 Detik

Ketika AI Menjadi Wajah Baru Industri Kreatif Indonesia

Belajar Data Science di Rumah 01-Agustus-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/1-longtail-rabu-09-2025-04-30-195128_x_Thumbnail800.jpg

Kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) kini bukan lagi sekadar topik diskusi teknis di kalangan akademisi atau pakar teknologi. Di Indonesia, AI telah menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung, mulai dari penggunaan chatbot dalam layanan pelanggan hingga rekomendasi produk di e-commerce. Survei Katadata Insight Center (KIC) mengungkap bahwa 83,6% responden telah mengenal teknologi AI, dan bahkan 64,7% di antaranya mengaku telah memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa AI bukan lagi konsep asing, melainkan realitas yang kian lekat dengan rutinitas masyarakat.

Tingginya angka tersebut menandakan bahwa kesadaran akan peran AI sebagai kekuatan transformasional semakin meresap ke berbagai lapisan masyarakat. Chatbot seperti ChatGPT, DeepSeek, dan Gemini menjadi contoh teknologi AI paling dikenal, karena sering muncul dalam interaksi digital harian. Selain itu, teknologi seperti CCTV pintar, smartwatch, dan generator artikel otomatis juga turut disebutkan sebagai bagian dari AI yang telah akrab di mata publik. Fenomena ini menjadi sinyal bahwa Indonesia sedang bergerak cepat dalam transformasi digital berbasis kecerdasan buatan. Lalu, apa yang membuat AI kini menjelma sebagai wajah baru industri kreatif di tanah air? Berikut ulasannya.


1. Kreativitas yang Dirombak oleh Teknologi

Industri kreatif Indonesia mulai mengalami perubahan mendasar sejak hadirnya AI generatif yaitu teknologi yang mampu menciptakan konten visual, teks, hingga audio secara otomatis. Melansir Goethe-Institut Indonesia, salah satu contoh nyata peran AI dalam industri kreatif adalah kampanye iklan dari sebuah bank besar Indonesia, yang menampilkan Renatta Moeloek dalam berbagai profesi seperti arsitek, idola K-pop, dan fotografer alam. Menariknya, semua visual yang menampilkan Renatta bukanlah hasil pemotretan biasa, melainkan hasil kreasi AI generatif.

Iklan berdurasi satu menit ini merupakan karya Sim F, sutradara film Susi Susanti: Love All (2019), yang bereksperimen dengan AI untuk menghidupkan visual-visual imajinatif yang sebelumnya sulit diwujudkan. Sim awalnya menggunakan aplikasi AI untuk membuat mood board, tapi kemudian menyadari potensi besar AI dalam menggantikan proses kreatif secara menyeluruh.


Baca Juga: Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner


2. Kemajuan atau Ancaman bagi Kreator?

Meski membawa efisiensi dan kebaruan, kehadiran AI dalam dunia kreatif juga mengundang kekhawatiran. Banyak yang mempertanyakan apakah kehadiran AI akan menggantikan peran manusia dalam menciptakan karya seni dan konten visual. Sim F sendiri mengungkapkan rasa was was terhadap kemungkinan bergesernya para pekerja kreatif. Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar, karena di Hollywood sendiri terjadi aksi mogok kerja oleh serikat penulis dan aktor akibat kekhawatiran serupa.

Isu makin pelik ketika teknologi seperti deepfake mulai digunakan untuk membuat konten yang sangat mirip dengan aslinya, namun sepenuhnya direkayasa. Di Indonesia, telah muncul video viral yang menampilkan sosok pria mengaku sebagai pengusaha mi instan ternama. Padahal tokoh tersebut sepenuhnya dibuat oleh AI. Kasus ini memperlihatkan bahwa AI generatif tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga membuka celah penyalahgunaan yang bisa merugikan reputasi individu dan perusahaan. Hal ini menjadi peringatan serius bahwa inovasi harus diiringi dengan tanggung jawab.


3. Antara Regulasi dan Literasi Teknologi

Dalam menghadapi gelombang AI yang semakin kuat, Indonesia membutuhkan kebijakan yang adaptif dan protektif terhadap pekerja kreatif. Pemerintah dan pemangku kepentingan harus mulai menyusun regulasi yang tidak hanya mengatur penggunaan AI, tetapi juga melindungi hak cipta dan keaslian karya manusia. Tanpa regulasi yang jelas, ada risiko bahwa karya-karya manusia akan tersingkir oleh produksi massal konten berbasis algoritma. Sim F menekankan pentingnya peran negara dalam menjaga keberlanjutan industri kreatif yang tetap manusiawi.

Di sisi lain, peningkatan literasi digital menjadi kunci untuk melindungi masyarakat dari manipulasi dan disinformasi yang mungkin muncul dari konten AI. Tak semua orang bisa membedakan mana konten yang dihasilkan manusia dan mana yang buatan mesin, apalagi jika visual dan narasinya sudah sangat meyakinkan. Oleh karena itu, masyarakat perlu dibekali kemampuan untuk mengenali tanda-tanda manipulasi digital serta mengakses informasi secara kritis. Kesadaran ini akan menjadi benteng terakhir agar teknologi tidak justru menjadi alat penyebaran hoaks dan kebingungan publik.


Baca Juga: Machine Learning Specialist, Karir Hot Sampai 2025


4. Merangkul Teknologi tanpa Kehilangan Kemanusiaan

Kemajuan AI dalam industri kreatif tidak bisa dihentikan, tetapi arah perkembangannya bisa dikendalikan. Teknologi seharusnya hadir untuk membantu manusia, bukan menggantikannya secara total. Sim menekankan bahwa kreativitas manusia tetap tak tergantikan oleh mesin, karena di balik teknologi hebat sekalipun, tetap dibutuhkan jiwa dan perspektif manusia untuk menciptakan karya yang menyentuh. Oleh karena itu, kolaborasi antara manusia dan AI harus dibangun atas dasar saling melengkapi, bukan kompetisi.

Sebagai penutup, penting untuk menyadari bahwa AI memang menjadi wajah baru dalam industri kreatif Indonesia, tetapi wajah itu harus tetap mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Masyarakat, pelaku industri, dan pemerintah harus berjalan bersama untuk mengawal proses ini agar tetap etis dan bermanfaat. Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana teknologi dan kreativitas dapat bersinergi tanpa saling meniadakan. Karena pada akhirnya, di balik layar dan kode algoritma, manusialah yang tetap memegang kendali makna.


FAQ

1. Apa dampak nyata AI terhadap industri kreatif di Indonesia?

AI telah mulai mengubah proses produksi konten kreatif di Indonesia. Contohnya adalah iklan yang menampilkan Renatta Moeloek dalam berbagai profesi, yang sepenuhnya dibuat dengan bantuan AI generatif. AI memungkinkan penciptaan visual dan narasi imajinatif secara cepat dan efisien, namun juga menimbulkan kekhawatiran terkait peran manusia dalam proses kreatif.

2. Apakah penggunaan AI dalam industri kreatif menimbulkan risiko?

Ya. Selain potensi menggantikan pekerja kreatif, AI juga berisiko disalahgunakan untuk membuat konten palsu atau deepfake. Misalnya, video viral yang menampilkan tokoh fiktif sebagai pengusaha mi instan ternama telah menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran tentang disinformasi. Hal ini menunjukkan perlunya regulasi dan literasi digital yang kuat.

3. Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan?

Diperlukan regulasi dari pemerintah untuk melindungi pekerja kreatif dan memastikan penggunaan AI secara etis. Selain itu, masyarakat perlu meningkatkan literasi digital agar lebih kritis terhadap konten yang mereka konsumsi. Kolaborasi antara manusia dan AI perlu diarahkan sebagai kemitraan, bukan kompetisi.


Apakah kamu tertarik untuk mempelajari AI dan Machine Learning untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan di perusahaan sekarang? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.

Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!


Penulis: Reyvan Maulid

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar

Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab

Daftar dengan Google

Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini