Stuck dalam Karir? Begini Strategi Efektif Beralih Profesi Tanpa Panik!
Sahabat DQ mungkin pernah merasakan ada satu momen dalam hidup yang diam-diam terasa berat. Contohnya ketika kamu mulai mempertanyakan arah karirmu. Rutinitas yang dulu bisa membuatmu semangat kini terasa hambar. Terlebih lagi in this economy era, kamu memiliki banyak tuntutan dan tantangan. Seperti gaji, posisi, serta skillmu tidak berkembang, sehingga merasa stuck dan hati kamu kosong dalam menjalani karir. Kalau kamu sedang berada di titik ini, kamu tidak sendiri!
Banyak Gen Z, Millennials, hingga profesional dengan pengalaman sekalipun pernah merasa stuck dan mulai mencari cara untuk hijrah ke profesi baru agar bisa mendapatkan karir dan masa depan yang lebih baik. Tapi ada satu hal yang bisanya bisa bikin ragu-ragu? Yup! Jawabannya adalah “rasa takut” atau “tidak percaya diri”. Takut salah langkah, takut gagal, dan takut kehilangan stabilitas yang sudah dibangun. Nah, supaya kamu tidak takut dan lebih percaya diri, kita kupas tuntas strategi efektif untuk beralih profesi dengan langkah yang terukur, terencana, dan tetap manusiawi, yuk!
1. Mengenal Fenomena Stuck dalam Karir: Apakah Ini Tanda Waktunya Hijrah Profesi?
Fenomena stuck dalam karir bukanlah hal yang asing di tengah dunia kerja yang terus berubah. Sederhananya, kamu merasa tidak lagi berkembang, tidak tertantang, atau kehilangan makna dalam pekerjaan yang kamu jalani sekarang. Dalam dunia psikologi karir, kondisi ini sering disebut sebagai “career plateau”. Bisa karena job desc yang monoton, kurangnya kesempatan naik jabatan, atau minimnya apresiasi terhadap kontribusimu.
Mengapa penting untuk menyadari dan mengenali fase ini? Karena menunda respon terhadap perasaan tersebut justru bisa memperburuk kondisi. Alih-alih berkembang, kamu justru akan mengalami burnout, kehilangan motivasi, bahkan bisa merusak kesehatan mental. Mengenali fase ini lebih awal membuka peluang untuk membuat keputusan yang lebih sehat dan terukur. Termasuk opsi beralih profesi ke bidang yang lebih cocok dengan nilai, minat, dan tujuan barumu.
2. Kenapa Banyak Orang Memilih Beralih Profesi, dan Apa Saja Risikonya?
Beralih profesi bukan sekadar tren sesaat. Banyak yang melakukannya karena merasa pekerjaan lama tidak lagi merepresentasikan siapa mereka sekarang. Ada yang merasa sudah tidak relevan, ada pula yang baru menemukan passion di bidang lain seperti teknologi, kreatif, atau data science. Bahkan dengan kemunculan berbagai platform pembelajaran dan bootcamp, perubahan karir kini terasa lebih memungkinkan dibandingkan era sebelumnya.
Namun, bukan berarti hijrah profesi tanpa risiko. Kamu mungkin harus mulai dari awal lagi, berkompetisi dengan para pemula yang lebih muda, atau menghadapi tantangan adaptasi di industri baru. Itulah kenapa, prosesnya harus dilakukan secara cermat, bukan impulsif. Dan tentu saja, kamu bisa menyiasatinya agar transisi ini tetap aman, baik secara finansial maupun psikologis.
Baca juga: Pentingnya Machine Learning dalam Industri Bisnis
3. Langkah Strategis untuk Beralih Profesi dengan Tenang dan Efektif
Pertama, penting untuk melakukan evaluasi diri. Apa yang sebenarnya kamu cari dari karir baru? Apakah kamu lebih ingin fleksibilitas, tantangan, atau kontribusi sosial? Setelah itu, lakukan riset mendalam terhadap industri atau bidang profesi yang kamu incar. Pelajari skill yang dibutuhkan, pola kerjanya, kultur industrinya, serta tren karir di dalamnya.
Langkah berikutnya adalah mulai membangun kompetensi kamu secara bertahap. Misalnya, jika kamu ingin masuk ke bidang data, kamu bisa mengikuti pelatihan analisis data, belajar Excel, SQL, atau bahkan mengambil sertifikasi seperti dari DQLab atau BNSP. Dalam masa transisi ini, penting untuk tetap realistis! Kamu mungkin tidak langsung mendapatkan gaji yang sama dengan pekerjaan lamamu. Namun, dengan kompetensi yang terus meningkat, kamu bisa naik kelas lebih cepat.
Satu hal penting lainnya: jangan langsung resign. Bangun karir barumu secara paralel. Gunakan waktu di luar jam kerja untuk belajar, membangun portfolio, bahkan melakukan proyek freelance kecil-kecilan. Dengan begitu, kamu bisa hijrah profesi secara aman tanpa mengorbankan kestabilan hidup.
Baca juga: Bootcamp Data Scientist: Solusi Praktis Mulai Karir di Era AI
4. Waspadai Ilusi 'Rumput Tetangga Lebih Hijau' dan Tantangan Adaptasi
Banyak orang beralih profesi karena melihat karir orang lain tampak lebih keren, lebih menghasilkan, atau lebih bermakna. Tapi perlu diingat, semua bidang pasti punya tantangan tersendiri. Jangan sampai kamu hanya mengejar 'citra' tanpa memahami realitanya.
Misalnya, dunia data terlihat menarik karena bisa WFA (work from anywhere) dan bergaji tinggi. Tapi dibalik itu, ada tantangan logika, berpikir sistematis, dan kemampuan komunikasi data yang harus kamu kuasai. Sama halnya jika kamu ingin menjadi kreator konten, HR profesional, atau UI/UX designer yang mana masing-masing posisi juga membutuhkan skill, pengalaman, dan mindset yang tak bisa dibangun dalam semalam.
Makanya, penting untuk melakukan mini eksperimen sebelum total pindah haluan. Coba ambil proyek kecil, ikut workshop, atau ngobrol langsung dengan profesional di bidang tersebut lewat networking online seperti di LinkedIn. Langkah-langkah kecil ini bisa membantumu mengukur apakah bidang itu benar-benar cocok denganmu, atau hanya sekadar hype sesaat.
FAQ
Q: Apakah bisa sukses pindah profesi tanpa latar belakang pendidikan yang relevan?
A: Bisa banget. Saat ini, perusahaan lebih menghargai skill dan portofolio dibanding ijazah. Banyak career switcher sukses setelah mengikuti pelatihan dan menunjukkan hasil kerjanya.
Q: Berapa lama waktu ideal untuk transisi karir?
A: Tergantung kesiapanmu. Rata-rata butuh 6-12 bulan untuk membangun skill dan jaringan yang cukup kuat sebelum benar-benar hijrah profesi.
Q: Bagaimana cara menjelaskan transisi karir saat interview kerja?
A: Jelaskan alasan logis dan personal kenapa kamu ingin pindah bidang. Tunjukkan bahwa kamu sudah mempersiapkan diri, punya skill relevan, dan termotivasi untuk berkembang di bidang baru tersebut.
Gimana? Kamu tertarik untuk hijrah menjadi profesional di bidang AI atau Data Science, serta mengembangkan portofolio data outstanding untuk meraih karir yang cemerlang? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.
Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!
Penulis: Lisya Zuliasyari
Postingan Terkait
Menangkan Kompetisi Bisnis dengan Machine Learning
Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab
Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Daftar Gratis & Mulai Belajar
Mulai perjalanan karier datamu bersama DQLab
Sudah punya akun? Kamu bisa Sign in disini
